Daerah

Ansor Harus Menjadi Organisasi Modern

Selasa, 12 April 2016 | 16:28 WIB

Jakarta, NU Online
Eksistensi Gerakan Pemuda Ansor harus dibuktikan dengan kiprah nyatanya di masyarakat antara lain mampu menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat sehingga Ansor bisa menjadi organisasi  modern yang disegani. Demikian pendapat Sumantri Soewarno, Ketua Bidang Ekonomi Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor dalam Orientasi dan Pelatihan Manajemen Organisasi PC GP Ansor Jakarta Barat, Ahad 10 April 2016 di SMK Maarif Grogol Jakarta Barat.

“Fokus pertama Ansor Jakarta Barat adalah harus segera mencari sekretariat yang representatif yang bisa menjadi pusat aktivitas dan bahkan bisa memenuhi kebutuhan anggotanya sehingga banyak yang tertarik untuk masuk Ansor,” papar Sumantri yang juga alumni FEUI ini.

Orientasi untuk pengurus baru PC GP Ansor Jakarta Barat tersebut juga dihadir Adnan Anwar (mantan Wasekjen PBNU), Muhammad Yusuf Kosim (Direktur Periskop Data) dan Hasanudin Ali (Peneliti Alvara Research) sebagai pemateri.

Adnan Anwar dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa NU dan Ansor di dalamnya sebagai organisasi yang mendapat barokah dari Allah SWT karena pengikutnya terus bertambah di saat organisasi lain yang lebih modern justru pengikutnya malah makin berkurang.

“Berdasarkan survey lembaga penelitian Jepang, jumlah anggota NU mencapai 48% dari populasi Muslim Indonesia, sementara Muhammadiyah Cuma 6%. Ini membuktikan bahwa kesuksesan sebuah organisasi bukan hanya ditentukan oleh standar modern, tapi juga memerlukan barokah dan perlindungan dari Allah SWT,” urai Adnan. 

Adnan mengingatkan para pengurus Ansor Jakarta Barat agar berhati-hati dalam mengurus Ansor dan NU dan jangan sampai melakukan privatisasi terhadap aset organisasi.  Adnan juga prihatin dengan kondisi NU di DKI Jakarta yang hanya mempunyai sedikit aset organisasi, antara lain SMP-SMK Maarif di Grogol yang merupakan satu-satunya sekolah aset LP Maarif NU di DKI Jakarta.

Jakarta Barat yang Majemuk 

Sementara itu, peneliti Alvara Research lebih menyoroti kemajemukan di Jakarta Barat terutama di Kecamatan Tamansari dan Tambora dimana jumlah etnis Tionghoa cukup banyak. Penduduk di Jakarta Barat juga didominasi warga berusia muda 15-40 tahun yang merupakan usia produktif dan sangat potensial untuk menjadi anggota Ansor.

“Kemajemukan masyarakat Jakarta Barat harus diantisipasi Ansor dengan membuat program yang variatif yang sesuai data demografi tersebut sehingga para pemuda usia produktif tertarik menjadi anggota Ansor,” urai Hasanudin Ali.

Pembicara lainnya, Muhammad Yusuf Kosim juga mendukung pernyataan Hasanudin dan menambahkan kader Ansor harus solid dalam mendesakkan aspirasinya dalam Pilkada Jakarta mengingat jumlah warga Ansor dan NU tidak mayoritas di Jakarta seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dalam acara orientasi pengurus tersebut, turut hadir para ketua PAC (Pimpinan Anak Cabang) GP Ansor se-Jakarta Barat dan para Banser yang melakukan latihan rutin di sela-sela orientasi tersebut. Dalam kesempatan tersebut, para ketua PAC juga menerima papan nama Ansor untuk dipasang di sekretariat PAC masing-masing. PC GP Ansor Jakarta Barat akan melakukan Pendidikan Kader Dasar (PKD) pada bulan Mei 2016 mendatang. Red: Mukafi Niam