Daerah

Bagaimanakah Sunan Pandanaran Menyebarkan Islam?

Senin, 16 Mei 2016 | 11:19 WIB

Klaten, NU Online
Peringatan Haul Agung Sunan Pandanaran digelar di Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (14/5) lalu. Sunan Pandanaran merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di Klaten, khususnya bagian selatan dan Gunung Kidul bagian utara.

Berdasarkan catatan sejarah, Sunan Pandanaran atau yang juga dikenal sebagai Sunan Bayat, dulunya merupakan mantan Adipati Semarang yang kemudian menjadi murid dari Sunan Kalijaga. Beliau berjasa menyebarkan ajaran Islam dengan budaya dan pemberdayaan umat.

Pendekatan budaya yang dilakukan Sunan Pandanaran, dapat dilihat dari kompleks sekitar pemakamannya, yang bangunannya seperti candi. sehingga menunjukkan bahwa beliau berdakwah dengan memadukan budaya lokal. Lalu ada falsafah “Patembayatan” yang merupakan cikal bakal nama “Bayat” yang berarti musyawarah atau gotong-royong.

Selain itu dalam berdakwah ia juga memikirkan dari segi pemberdayaan umat beliau mengembangkan batik, keramik dan gerabah di Bayat dan sekitarnya. Sehingga tak heran jika Bayat dan sekitarnya, sampai sekarang menjadi sentra industri batik, keramik dan gerabah.

Rais MWCNU Bayat KH Mawardi yang juga masih keturunan Sunan Pandanaran menuturkan, perjuangan dakwah melalui pendekatan damai dan model pemberdayaan umat tersebut patut diteladani. “Maka alangkah baiknya jika kita menjadikan momentum haul kali ini sebagai sarana meneladani perjuangan Sunan Pandanaran,” kata dia.

Mbah Mawardi juga berharap dengan adanya haul, yang rutin digelar setiap tahunnya ini juga dapat memberikan semangat para kader NU di darah tersebut. (Ajie Najmuddin/Fathoni)