Bentengi Nahdliyin, Aswaja NU Center Jember Gelar Kajian Rutin
Kamis, 19 Maret 2020 | 06:15 WIB
Salah satu kegiatan Safari dan Kajian Aswaja di sebuah masjid di Sempusari, Jember, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Aswaja NU Center Jember, Jawa Timur mengoptimalkan posisinya sebagai ‘penjaga gawang’ ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Untuk itu, lembaga yang dipimpin H Badrut Tamam tersebut menggelar program Safari dan Kajian Aswaja. Tempat acara yang digelar setiap Jumat pon tersebut berpindah-pindah dari satu mushala/masjid ke masjid lainnya.
“Sudah ada sekian kali Jumat pon kita gelar Safari dan Kajian Aswaja, ini masih akan berlanjut terus,” tukas Sekretaris Aswaja NU Center Jember, Moh. Kholili kepada NU Online di Kantor PCNU Jember, Kamis (19/3).
Menurutnya, Safari dan Kajian Aswaja merupakan program unggulan Aswaja NU Center Jember. Acara tersebut berbentuk penyampaian materi dengan membaca kitab kuning, lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Semua persoalan seputar Aswaja, bisa ditanyakan langsung kepada narasumber yang terdiri dari tim Aswaja NU Center.
“Kami ingin menyerap persoalan di masyarakat, dan memberikan jawabannya,” jelas Kholili.
Ia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk terus menyelenggarakan acara tesebut demi membentengi Nahdliyin dari goncangan budaya dan pengaruh kelompok radikal. Sebab, cukup banyak aktivis non NU berkeliaran dan sengaja ‘menyerang’ amaliah NU. Oleh karenanya, pemahaman Nahdliyin tentang amaliah NU, perlu ditingkatkan agar tidak mudah hanyut oleh bujuk rayu kelompok radikal.
Bukan rahasia lagi bahwa saat ini mereka tidak hanya berani terang-terangan menunjukkan identitasnya, tapi di sejumlah tempat juga membuat perumahan eksklusif dengan nama berbau sunni.
“Makanya ini penting untuk melindungi Nahdliyin dari pengaruh ajaran yang menyimpang itu,” terangnya.
Aktivis buruh migran tersebut mengaku bersyukur karena Safari dan Kajian Aswaja mendapat respons yang hangat dari warga sekitar. Terbukti mereka banyak yang hadir untuk ikut mengaji Aswaja. Kholili mengaku yakin bahwa masyarakat memang membutuhkan kajian Aswaja karena banyaknya aliran yang dirasa mengusik ketenangan mereka.
“Kami akan terus memberikan pelayanan kepada warga agar mereka tetap Aswaja. Sebab, ketika sebagian dari masyarakat sudah mengikuti ajaran aliran lain, biasanya mudah terjadi ketegangan horisontal,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua