Ilustrasi seseorang yang menjaga kesehatannya dengan konsumsi air yang cukup. (Foto: NU Online/Freepik)
Firdausi
Kontributor
Sumenep, NU Online
Selain Myanmar, Thailand, India, Bangladesh, Laos, Vietnam, Nepal, China, Pihilipina, Singapura, dan negara Asia lainnya, Indonesia juga termasuk negara yang terdampak gelombang panas. Menyikapi hal tersebut, salah seorang Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep, Jawa Timur, dr H Slamet Riadi memberikan tips sehat pada Nahdliyin.
Ia mengimbau kepada warga agar mencegah dehidrasi dengan minum air yang banyak dan jangan menunggu haus. Selain itu, hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis serta menghindari kontak dengan sinar matahari secara langsung. Jika beraktivitas di bawah terik matahari, gunakan topi atau payung.
"Pakailah baju yang berbahan ringan dan longgar. Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas. Sebisa mungkin berteduh di antara jam 11.00 pagi – 03.00 siang," ucapnya kepada NU Online, Jumat (05/5/2023).
Tak sampai di situ, ia mengimbau agar tidak meninggalkan siapa pun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir. Baik saat jendela terbuka maupun tertutup. Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah serta sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.
"Mengonsumsi makanan ringan lebih sering di cuaca panas membuat nafsu makan menurun. Agar tetap berenergi, kita bisa mengonsumsi makanan ringan dalam porsi kecil tapi lebih sering. Pilihlah snack yang kaya akan protein, seperti yoghurt, kuaci, hazelnut, walnut, atau kacang mete," pintanya.
Bagi warga NU yang berprofesi jadi buruh, petani, dan sejenisnya atau pekerjaannya lebih banyak beraktivitas di bawah terik matahari, dr Slamet menyarankan untuk menggunakan pakaian yang tertutup. Meski sudah memakai tabir surya, warga tetap menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk memberikan perlindungan ekstra.
"Bagi para buruh dan sebagainya, hindari baju berwarna gelap, karena warna ini menyerap panas dan hanya akan membuat kita semakin kepanasan. Lebih baik mengenakan pakaian berwarna cerah, longgar, dan berbahan lembut, seperti poliester, rayon, dan katun. Jangan lupa juga pakai topi dan kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan guna melindungi mata dan kulit wajahmu dari paparan sinar matahari," pintanya.
Pria yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Sumenep ini mengatakan, jika seseorang tidak tahan dengan kondisi cuaca panas ini, akan muncul gejala-gejala tertentu.
Ia menyatakan, harap waspada ketika muncul gejala keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat, kulit terlihat pucat, kram pada kaki maupun abdomen, mual, muntah, pusing, urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat.
"Jika mengalami keluhan tersebut setelah beraktivitas di cuaca panas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat," tandasnya.
Kontributor: Firdausi
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua