Daerah

Cerita Rayhan, Anak 6 Tahun Juara 1 MHN Aqidatul Awam OSN Zona Jateng-DIY

Jumat, 22 November 2024 | 07:00 WIB

Cerita Rayhan, Anak 6 Tahun Juara 1 MHN Aqidatul Awam OSN Zona Jateng-DIY

Rayhan Bagus Muwafiq (ketiga dari kiri) menerima piala sebagai juara 1 kategori Musabaqah Hifdzul Nadzom (MHN) Aqidatul Awam Putra OSN Zona Jateng-DIY di Pesantren Karang Santri Temanggung, Rabu (20/11/2024) malam. (Foto: NU Online/Kendi)

Temanggung, NU Online

Rayhan Bagus Muwafiq namanya. Ia adalah anak usia 6 tahun, santri Madrasah Diniyah Al-Ikhlas, Semarang, Jawa Tengah.


Rayhan adalah peserta termuda pada ajang Olimpiade Santri Nusantara (OSN) Zona Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang digelar di Pesantren Karang Santri Kedu Temanggung, Rabu (20/11/2024).


Rayhan maju sebagai peserta untuk cabang Musabaqah Hifdzul Nadham (MHN) Aqidatul Awam Putra.


Rayhan diantar kedua orang tuanya ke lokasi OSN. Tak dinyana, meski paling muda, Rayhan menjadi juara pertama untuk kategori yang diikutinya.


Naik ke panggung untuk menerima penghargaan usai perlombaan, Rayhan dibopong oleh ayahnya, Izuddin. Rayhan tampak terkantuk-kantuk, karena pengumuman dan penyerahan penghargaan berlangsung lewat pukul 20.00 WIB, waktu yang biasanya digunakan Rayhan untuk tidur.


Kepada NU Online, Izuddin menceritakan tentang prestasi membanggakan yang diraih anaknya. Kata Izuddin, jauh sebelum mengetahui adanya OSN, ia dan Rayhan memang sudah merancang jika sudah tertata pendidikan TK-nya, harus mulai belajar kitab Aqidatul Awam.


“Kebetulan pada saat seperti itu pas informasi lomba OSN. Saya bilang ada lomba OSN, mau ikut apa tidak? Rayhan menjawab akan ikut akhirnya mendaftar,” tutur Izuddin yang sehari-hari mengabdikan diri sebagai pengajar ngaji di lingkungan tempat tinggalnya di Semarang.


Setelah tahu adanya OSN Zona Jateng-DIY, Rayhan pun fokus berlatih. Prosesnya sekitar dua bulan untuk menghafal nadhom dan terjemahannya. Rayhan menggunakan waktu setelah subuh untuk belajar.


“Saya tidak memberikan target, kadang per hari 4 nadham, 2 atau 1 nadham. Saya serahkan pada anak untuk menghafal seberapa banyak,” ujar Izuddin.


"Tantangannya ketika dibangunkan namanya anak-anak mungkin masih mengantuk. Tapi Rayhan sudah terbiasa ikut bangun shalat subuh,” kata Izuddin yang sepanjang perbincangan terlihat wajah bahagianya.


Selain upaya nyata, Izuddin mengaku bahwa ibu Rayhan setiap malam, bahkan ketika Rayhan masih berada dalam kandungan sering berdoa sampai menangis memohon kebaikan kepada Allah. Istri Izuddin juga rajin berpuasa sunnah.


Izuddin juga menuturkan, Rayhan selama ini sudah terlihat jiwa percaya dirinya. Pada ajang OSN, sebelum masuk ke ruangan lomba, Rayhan bahkan berani berkenalan dan berbincang dengan peserta lain yang padahal sudah beberapa tahun lebih tua darinya.


“Tadi siang menjelang lomba, Rayhan mengajak ngobrol, kenalan dengan peserta lain dan mengajak peserta itu saling mengetes hafalan,” kata Izuddin.


Mengikuti dan meraih juara bukan baru pertama dialami Rayhan. Di rumah, ia sudah meraih beberapa piala. Biasanya Rayhan ikut lomba yang diadakan pada Hari Santri dan Muharaman. Rayhan mengikuti lomba-lomba tersebut dengan semangat.


“Biasanya memang lebih ke lomba ranah religi seperti praktik shalat, azan yang sesuai untuk anak-anak,” imbuhnya.


Soal prestasi terbaru Rayhan, Izuddin selain bangga juga tetap menyadari bahwa Rayhan masih anak-anak sehingga jangan sampai kehilangan dunia kanak-kanaknya.


“Saya berharap Rayhan tidak menjadi pribadi yang sombong, biarkan dengan dunianya. Justru saya juga kadang berpikir, apakah termasuk egois dan menzalimi anak dengan mendorong dia berprestasi. Tapi saya berdoa bahwa ini untuk mewujudkan umat Baginda Nabi menjadi generasi berilmu. Jadi saya masih berimbang agar Rayhan tidak kehilagan dunianya, tapi tetap terarah,” beber Izuddin.


Rayhan menerima hadiah dan penghargaan pada malam itu bersama puluhan peserta lainnya yang berhasil meraih juara 1,2, dan 3. Terdapat 14 cabang dan kategori yang dilombakan. Para juara ini selanjutnya akan bertanding di tingkat nasional pada 10-12 Desember 2024 di Pesantren Al-Falah Ploso Kediri Jawa Timur.