Genjot Produksi Sayuran, PCNU Subang Cetak Puluhan Petani Hidroponik
Jumat, 17 Juli 2020 | 04:00 WIB
Muhammad Aiz Luthfi
Kontributor
Subang, NU Online
Untuk menguatkan ketahanan pangan dan meningkatkan jumlah produksi pertanian hidroponik di kalangan warga NU, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Subang, Jawa Barat, menggembleng puluhan calon petani hidroponik di Aula Kantor PCNU setempat, Rabu (15/7).
“Kegiatan ini sesuai dengan prinsip NU al-muhafadzatu alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah, menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik,” kata Ketua panitia pelaksana pelatihan hidroponik PCNU Subang, KH Toto Ubaidillah Haz saat memberikan sambutan.
Dikatakannya, tradisi lama yang dimaksud adalah dunia pertanian yang menjadi sumber utama manusia dalam mempertahakan hidupnya. sementara tradisi baru adalah pertanian hidroponik karena memiliki beberapa keistimewaan dari pertanian konvensional.
“Di antaranya, kita tidak perlu membeli kebun dulu untuk mulai bertani. Sebab, bertani hidroponik bisa dilakukan di sekitar rumah, madrasah, atau pesantren,” ujarnya dalam kegiatan bertema ‘Membangun Ketahanan Pangan di Situasi Pandemi Covid-19 Menuju Kemandirian Nahdlatul Ulama untuk Perdamaian Dunia’ ini.
Selain itu, lanjut dia, proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman hidroponik terhitung lebih cepat karena unsur hara dalam larutan yang sudah diberi nutrisi mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh tanaman. Wal hasil, bisa mempercepat masa panen dan kualitas bahan pangan yang dihasilkan bisa tetap terjaga.
“Misalnya, sayuran kangkung hidroponik dalam 30 hari sudah bisa dipanen dan batang serta daunnya pun lebih besar,” tutur Wakil Ketua PCNU Subang itu.
Ia menambahkan, saat ini PCNU Subang sudah memproduksi bibit dan nutrisinya sehingga akan memudahkan warga Nahdliyin untuk mendapatkan kebutuhan pokok pertanian hidroponik.
Nutrisi hidroponik
“Alhamdulillah, PCNU Subang sudah memproduksi nutrisi hidroponik yang diberi nama NUtrient,” tambah Kiai Toto seraya tersenyum sumringah.
Diharapkan Kiai Toto, para peserta bisa serius menggarap sayuran hidroponik karena peluangnya cukup besar mengingat pangsa pasar sudah jelas bahkan permintaannya cukup tinggi.
“Bila perlu kita pakai sistem zonasi. Misalnya, zona pantura fokus menanam kangkung, zona tengah, cabai. Zona selatan, tomat. Maksudnya, untuk menutupi permintaan pasar,”tandasnya.
Senada dengan Kiai Toto, Kiki M Iqbal yang didaulat menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa ia pernah ‘ditantang’ oleh beberapa pengusaha untuk memasok sayuran hidroponik dalam skala besar.
“Tapi, karena kami belum bisa menghasilkan produk sampai kwintalan dalam seminggu akhirnya terpaksa saya tolak permintaan itu,”ujar CEO Jabong Hydrofarm itu.
Dengan demikian, kata dia, jika para peserta kegiatan pelatihan ini mampu menghasilkan sayuran yang sudah ditentukan jenisnya untuk kemudian diakumulasi hasil panennya, tentu saja hal itu bisa menggenjot produksi dan siap menerima ‘tantangan’ para pengusaha tersebut.
Dalam kegiatan yang dihadiri Bupati dan Kepala Kantor Kemenag Subang ini diikuti oleh 85 orang peserta yang mewakili lembaga dan banom PCNU Subang, MWCNU se-Kabupaten Subang dan masyarakat umum.
Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua