Daerah

Gratiskan Internet untuk Belajar Daring, Penarik Ojek di Kudus Viral

Kamis, 30 Juli 2020 | 04:30 WIB

Gratiskan Internet untuk Belajar Daring, Penarik Ojek di Kudus Viral

Imam Masruh, penarik ojek pangkalan di Dawe Kudus sedang mendampingi anak-anak belajar daring di rumahnya. (Foto: Dok. Kudus Terkini)

Kudus, NU Online
Penarik ojek pangkalan bernama Imam Masruh (52 tahun) mendadak viral di berbagai kanal berita. Pasalnya, warga Dukuh Madu, Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini memfasilitasi jaringan internet gratis kepada anak-anak di sekitar rumahnya untuk belajar secara daring.


“Beberapa anak mulai dari SD hingga SMP yang kurang mampu sehingga tidak dapat membeli kuota internet. Khususnya anak yatim piatu,” terang pria yang sehari-hari ngojek di Pasar Dawe ini.


Awalnya, Imam mendengar keluhan-keluhan warga. Mereka menyebut ada beberapa anak sekolah tidak dapat mengikuti pembelajaran daring dikarenakan tidak memiliki akses internet.


Imam mengungkapkan, setiap harinya ada sekitar tiga hingga sepuluh anak yang datang bergantian ke rumahnya untuk mengakses tugas-tugas sekolah yang diberikan guru. “Mereka ditemani dan dibantu anak-anak saya dalam hal pembinaan dan pengembangannya,” ungkapnya.


Di sela pekerjaaanya menarik ojek, Imam memiliki kesibukan lain. Yakni menjadi guru ngaji di madrasah diniyah ketika siang hari dan di masjid saat malam hari. Ia mengaku senang bisa berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.


Imam berharap, siapa saja yang memiliki jaringan WiFi dapat berbagi kepada anak-anak sekolah yang kurang mampu, terlebih yatim piatu.


Menurut Misbahuzzaini, anak kedua Imam, ayahnya menggunakan WiFi di rumah untuk membantu anak-anak sekolah sudah sejak sepekan yang lalu. “Setiap bulannya secara pribadi bapak membayar WiFi,” terangnya kepada NU Online, Kamis (30/7).


Misbah, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa ketika WiFi-nya mengalami kendala jaringan, Imam sekeluarga menggunakan hotspot dari telepon pintar yang mereka miliki.


“Dengan pendapatan 80.000 hingga 150.000 perhari, bapak tetap semangat untuk membantu warga sekitar. Meskipun masih ada tiga adik saya yang harus dibiayai orang tua,” jelasnya.


Misbah yang juga guru MTs NU Sunan Muria Dawe Kudus ini mengaku terharu melihat perjuangan ayahnya di dunia pendidikan. Selama puluhan tahun, ayahnya berjuang di ranah yang tidak mudah.


“Harapan saya, semoga mereka yang memiliki WiFi dapat turut membantu anak yatim piatu dan yang kurang mampu, guna mempermudah pembelajaran daring,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori