Hilal Tak Terlihat, Sejumlah Masjid di Kota Sorong Mulai Gelar Tarawih
Jumat, 28 Februari 2025 | 19:30 WIB
Sorong, NU Online
Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sorong bersama tim pemantau hilal dari BMKG Kelas 1 Sorong serta pihak terkait menggelar rukyatul hilal awal Ramadhan 1446 H di salah satu hotel di Kota Sorong, Papua Barat Daya, pada Jumat (28/2/2025). Namun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa hilal belum terlihat akibat kondisi cuaca yang berawan.
Kasie Bimas Islam Kemenag Kota Sorong, Ahmad Lamba Rahangmetan, menjelaskan bahwa pengamatan hilal dilakukan di koordinat geografis lintang 0 derajat 52 menit 7,05 detik selatan dan bujur 130 derajat 14 menit 47,05 detik timur, dengan ketinggian 6 meter di atas permukaan laut.
“Hasil rukyatul hilal menunjukkan posisi hilal berada pada 3 derajat 32 menit 24 detik dengan ketinggian 3 derajat 25 menit 12 detik. Namun, karena kondisi cuaca berawan, hilal tidak dapat terlihat secara langsung,” ungkap Ahmad.
Kepala BMKG Kelas 1 Sorong, Deddy Irjayanto, juga menyampaikan bahwa secara teori hilal seharusnya dapat terlihat. Namun, kondisi cuaca yang kurang mendukung membuat pengamatan tidak dapat dilakukan secara akurat.
“Kami sudah melakukan pengamatan, tetapi dengan awan tebal yang menyelimuti ufuk, hilal tidak tampak. Kami menunggu keputusan resmi dari sidang isbat di Jakarta untuk kepastian awal Ramadan,” jelas Deddy.
Meskipun hilal belum terlihat, beberapa masjid di Kota Sorong sudah mulai melaksanakan shalat tarawih.
Baca Juga
Potensi Perbedaan Awal Ramadhan 1446 H
Ketua Pengadilan Agama Kota Sorong, Sapuan, yang turut hadir dalam pengamatan hilal, menyampaikan bahwa rukyatul hilal adalah bagian penting dalam penentuan awal bulan Hijriah, khususnya Ramadan.
“Proses rukyat ini menjadi dasar ilmiah dalam penentuan awal bulan. Namun, kita juga harus memahami bahwa dalam kondisi tertentu, pemerintah memiliki metode hisab sebagai pendukung keputusan,” ujar Sapuan.
Menanggapi hal ini, Ketua PWNU Papua Barat Daya, Rofiul Amri, mengimbau umat Islam di Kota Sorong untuk tetap mengikuti ketetapan pemerintah dan mengedepankan persatuan dalam menjalankan ibadah Ramadhan.
“Kita berharap umat Islam tetap bersatu dalam menjalankan ibadah Ramadan. Perbedaan awal puasa seharusnya tidak menjadi alasan untuk terpecah. Yang utama adalah menjaga niat dan kekhusyukan dalam beribadah,” kata Rofiul Amri.
Hingga berita ini diterbitkan, keputusan resmi mengenai awal Ramadhan masih menunggu hasil sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia di Jakarta dan ikhbar yang diumumkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Kontributor: Hanggono
Terpopuler
1
Doa Awal Ramadhan yang Diajarkan Rasulullah
2
Analisis Prakiraan 1 Ramadhan 1446 H
3
Berikut Lafal Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh
4
Lembaga Falakiyah PBNU dan BMKG Rilis Data Hilal, Kapan 1 Ramadhan 1446 H?
5
Gara-gara Dirut Pertamina Oplos Pertalite Jadi Pertamax, Bagaimana Dampaknya bagi Mesin Kendaraan?
6
Khutbah Jumat: Menyambut Ramadhan dengan Hati yang Riang
Terkini
Lihat Semua