Hindari Kecele sebab Berkata Sesuatu yang Tak Diketahui
NU Online · Jumat, 25 Juni 2021 | 00:30 WIB
Perilaku mengatakan hal yang tidak diketahui juga bisa menjerumuskan seseorang pada penyesalan dan menjadikannya golongan orang-orang yang kecele.
Muhammad Faizin
Kontributor
Pringsewu, NU Online
Dalam Al-Qur’an, banyak tertulis ayat yang menyebutkan dan memerintahkan umat Islam untuk tidak mengatakan ataupun menyampaikan sesuatu tanpa ilmu. Allah juga memerintahkan umat Islam untuk tidak mengatakan sesuatu yang tidak diketahui kebenarannya agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan.
Perilaku mengatakan hal yang tidak diketahui juga bisa menjerumuskan seseorang pada penyesalan dan menjadikannya golongan orang-orang yang kecele. Terlebih ketika ia mengatakan bahwa dirinyalah yang paling benar dan menuduh orang lain salah.
Hal ini diingatkan Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu KH Sujadi saat menyampaikan kajian tafsir QS. Al-A'raf Ayat 33, Jumat (25/6). Ayat ini menegaskan untuk tidak mengatakan apa yang tidak diketahui khususnya terkait Allah SWT dan hukum-hukum agama.
Contoh orang yang kecele menurutnya adalah seperti fenomena saat ini di mana ada golongan yang bersemangat dalam beragama namun di sisi lain menyalahkan orang lain. Mereka menilai dirinya lah yang paling sesuai dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah seperti dalam hal berpakaian. Padahal bisa jadi ia tidak mengetahui lebih dalam apa yang ia katakan.
“Memakai jubah seperti orang Arab, baik. Tapi mengatakan selain itu salah, ini yang perlu diperbaiki. Hati-hati Kecele,” katanya pada kajian yang dilakukan secara virtual setiap pagi ini.
Kecele yang dimaksud Kiai Sujadi adalah Allah yang paling mengetahui mana yang baik dan tidak dari apa yang telah dilakukan oleh hamba-Nya. Mengikuti budaya-budaya yang ada di Arab sah-sah saja dengan catatan tidak berlebih-lebihan.
Menurutnya akan terlihat aneh ketika budaya yang dipaksakan untuk digunakan dalam kehidupan di Indonesia. Sebagai contoh, akan tidak tepat jika pakaian jubah ala Arab digunakan untuk kegiatan-kegiatan seperti bertani dan berkebun.
Walaupun tetap bisa digunakan, namun secara etika dan efesiensi, tindakan ini kurang tepat digunakan di Indonesia dengan kondisi geografis yang berbeda dengan daerah Arab.
Sikap berlebih-lebihan dalam berbagai hal, khususnya makan, minum, dan berpakaian juga tidak diperbolehkan oleh Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam ayat sebelumnya yakni QS. Al-A'raf Ayat 31 yang artinya: Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPU
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua