Bandarlampung, NU Online
Penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan tidak boleh dipisahkan, apalagi dipertentangkan. Dua identitas ini harus dalam “satu kotak” untuk melahirkan moderasi beragama dan bernegara.
Penguatan identitas keagamaan bila dipisahkan dari spirit bernegara dapat melahirkan radikalisme beragama. Sebaliknya penguatan identitas bernegara bila dipisahkan dari spirit beragama dapat memberi peluang berkembangnya sekularisme dan liberalisme.
Hal ini disampaikan Rektor UIN Raden Intan Lampung H Muhammad Mukri pada acara Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-74 tingkat Provinsi Lampung tahun 2020 yang dilaksanakan di Kampus MAN 1 Bandarlampung, Jumat (3/1).
"Keshalehan beragama dan loyalitas bernegara harus saling mendukung satu sama lain. Kita dapat menjadi umat beragama yang shaleh sekaligus menjadi warga negara yang baik," tegasnya
Sebagai negara baru kita tidaklah sekadar ingin mengejar ketertinggalan terhadap negara negara maju, melainkan sebagai orang beriman kita ingin membangun kehidupan bermartabat spiritual dan material dengan rida Allah.
"Dalam negara Pancasila, siapa pun dengan alasan apa pun tidak diperkenankan melakukan propaganda anti-agama, penistaan terhadap ajaran agama dan simbol-simbol keagamaan, menyiarkan agama dengan pemaksaan, ujaran kebencian dan kekerasan terhadap pemeluk agama yang berbeda," katanya membacakan amanat Menag RI.
Sesuai dengan tema Hari Amal Bakti Kementerian Agama tahun 2020 yakni, “Umat Rukun, Indonesia Maju”, seluruh jajaran Kementerian Agama harus menjadi agen perubahan dalam memperkuat kerukunan antar umat beragama di Tanah Air.
"Kerukunan antar umat beragama merupakan modal kita bersama untuk membangun negara dan menjaga integrasi nasional," tambah Rektor yang juga merupakan Ketua PWNU Lampung ini.
Ia mengingatkan Kementerian Agama hadir untuk melindungi kepentingan agama dan semua pemeluk agama. Untuk itu, seluruh jajaran Kementerian Agama harus bisa mengawal dan mengembangkan peran strategis Kementerian Agama secara kontekstual di tengah masyarakat.
"Dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya ditegaskan, “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.” Pembangunan jiwa disebut lebih dulu daripada pembangunan raga atau fisik. Tugas utama Kementerian Agama adalah membangun jiwa manusia sebagai landasan terbentuknya mental bernegara yang baik," ia mengingatkan.
Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung H Suhaili dan pimpinan instansi/lembaga pemerintahan di Provinsi Lampung, tokoh agama, dan ketua ormas. Sebagai bentuk apresiasi kepada insan berprestasi di lingkungan Kemenag Lampung, pada kesempatan tersebut diserahkan berbagai penghargaan.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin