Daerah

IPNU-IPPNU Talang Jalin Kerja Sama dengan BLK Tegal

Senin, 30 Juni 2008 | 08:38 WIB

Tegal, NU Online
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU Talang, Tegal, Jawa Tengah, menjalin kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) kabupaten setempat.

Ketua Jurusan Aneka Kejuruan BLK Kabupaten Tegal, Suharno, menjelaskan, sebagai tahap awal, akan diseleksi 16 orang untuk mengikuti kegiatan keterampilan paket anyaman bambu.<>

Menurut dia, pihaknya menyediakan banyak pelatihan. Namun, IPNU-IPPNU setempat tidak mengajukan permohonan sehingga BLK tidak mengetahui jenis pelatihan yang diperlukan. Beragam program yang ditawarkan, di antaranya, pelatihan aplikasi komputer, menjahit, merias, pengolahan hasil pangan, elektronika, dan sebagainya.

“IPNU tinggal menyediakan tempat dan peserta saja. Teknisi dan bahan pelatihan, kami sediakan penuh,” jelas Suharno di Gedung Madrasah Ibtida'iyah NU 1 Wangandawa Kecamatan Talang, Ahad (29/6) kemarin. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Wasdiun.

Suharno berharap, IPNU-IPPNU bisa bekerja sama dengan BLK. Bahkan BLK siap menyalurkan tenaga terampil warga binaanya. Di Tegal, ada dua jenis pelatihan. Pertama, bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang per paketnya hanya diikuti 16 peserta. Sedangkan, untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten, pesertanya 20 orang.

Koordinator BLK dari IPNU-IPPNU, M. Kusbandi, menuturkan, pelatihan anyaman bambu akan dimulai pada 1 Juli 2008 nanti. “Sebagai tindak lanjut, hasil keterampilan tersebut akan dipasarkan melalui koperasi unit desa,” ujarnya.

Wakil Ketua Pengurus Cabang NU Kabupaten Tegal, Ahmad Was'ari, yang juga hadir pada kesempatan itu, berpesan agar kader IPNU tak perlu berkecil hati. “Kalau terus-terusan minder, maka kader IPNU tak layak ‘jual’,” ungkapnya.

Dia menyadari kendala dalam organisasi IPNU masih berkutat pada latar belakang yang kurang menguntungkan, yakni anggotanya berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah.

Selain itu, kader IPNU sebagian besar pendidikan formalnya sangat minim. Tekanan ekonomi, menjadikan kader IPNU jarang yang kuliah. Namun, masalah itu, bisa diatasi manakala niatan awal ikut IPNU didasari niat ibadah dan menjaga Ahlussunah waljamaah.

“Ada jalan keluar, kalau kita sudah berniat dan tidak putus asa untuk meraihnya. Dengan organisasi lain yakinlah duduk sama rendah, berdiri sama tinggi,” tandasnya. (rif)