Daerah

IPNU-IPPNU Yogyakarta Ziarahi Pendiri NU

Selasa, 12 April 2016 | 16:01 WIB

Yogyakarta, NU Online
Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU kota Yogyakarta masih dalam masa reorganisasi, dalam artian terpilihnya ketua baru pada akhir Maret lalu masih belum dilantik. Meski begitu tidak membuat roda gerakan organisasi berhenti. Momen ini dijadikan ajang untuk menjalin silaturrahmi dan ziarah ke makam para pendiri NU, diantara Mbah Hasyim Asy'ari, Mbah Wahab Chasbullah, Mbah Bisri Mustofa serta Abdurrahman Wahid atau lebih akrab disapa Gus Dur.

Agenda silaturrahim dan ziarah selama dua hari sejak Sabtu, 9 April ini bertujuan untuk mengeratkan rasa persaudaraan untuk calon pengurus serta membangun hubungan baik dengan PC IPNU-IPPNU Jombang dan memohon doa pada Allah melalui para aulia yang diziarahi agar perjuangan rekan dan rekanita dalam masa khidmat 2016-2018 ini dapat berjalan dengan lancar dan visi misi organisasi dapat tercapai.

"Terjalinnya hubungan baik dengan Pimpinan Cabang Jombang, ini menjadi sebuah pemacu semangat bagi kami yang berada di Jogja, melihat prestasi rekan dan rekanita di Jombang menjadikan cambuk bagi kami agar lebih semangat dalam belajar, berjuang, dan bertaqwa," ujar Wardatul Miskiyah selaku ketua IPPNU kota Yogyakarta.

Layliya Sab'atun selaku ketua panitia dengan penuh semangat dari awal sampai akhir perjalanan terus menyemangati rekan dan rekanita yang lain agar kegiatan silaturrahim dan ziarah ini menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga untuk dijadikan bahan evaluasi diri serta pandangan ke depan agar menjadi lebih baik.

Perjalanan Jogja-Jombang berjalan dengan lancar tanpa halangan yang berarti dan sampai di Jogja pada hari Ahad, 10 April dengan selamat. Muhammad Ainun selaku calon pengurus cabang kota Yogyakarta memberikan rasa terima kasih pada ketua cabang IPNU-IPPNU serta ketua pelaksana.

"Alhamdulillah kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami calon pengurus, selain mengeratkan hubungan antar rekan yang lain, ini juga menambah semangat kami untuk terus belajar, berjuang dan bertaqwa di kota Yogyakarta," ujar Muhammad Ainun di saat berpisah dengan rekan-rekanita yang lain. (Naim Failashuf/Mukafi Niam)