Daerah

Jelang Ramadhan, Warga Padati Kuburan Massal Tsunami

Rabu, 5 Oktober 2005 | 02:26 WIB

Banda Aceh, NU Online
Sehari sebelum pelaksanaan ibadah puasa ramadhan, kuburan massal korban tsunami di desa Siron Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar dipadati peziarah yang merupakan keluarga korban bencana alam gempa dan tsunami 26 Desember 2004.

Keluarga korban bencana alam tsunami yang datang dari beberapa desa di Kota Banda Aceh dan sekitarnya melakukan ziarah ke kuburan massal dalam menyambut Ramadhan 1426 Hijriyah.

<>

Penjaga kuburan massal, Abdul Madjid, menyatakan, dalam empat hari terakhir banyak keluarga korban melakukan ziarah di kuburan massal ini. Mereka membaca Al-Quran yang doanya disampaikan kepada keluarganya yang dimakamkan di kuburan tersebut.

Keluarga korban bencana alam tsunami yang melakukan ziarah ke sini sekitar 400 orang setiap hari. Mereka datang bersama sanak saudaranya dan ada juga yang menabur bunga di kuburan massal setelah membaca Al-Quran.

Menurut dia, jumlah penziarah sebelum Ramadhan penziarah diperkirakan sekitar 100 keluarga per-hari. Namun menjelang puasa pertama pasca tsunami, bisa mencapai 300-400 orang/hari, katanya.    

"Biasanya tidak seramai ini, tetapi sejak empat hari lalu mulai banyak penziarah yang datang baik pagi maupun sore," kata Abdul Majid.

Para penziarah tidak hanya datang dari kota Banda Aceh, melainkan juga berasal dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). 

Kuburan Massal di desa Siron adalah yang terbesar dari sekitar sebelas titik kuburan massal lainnya yang dikuburkan sekitar 50.000 jenazah korban bencana alam dahsyat akhir tahun lalu tersebut.

Tanah pekuburan itu setengahnya merupakan milik sembilan masyarakat desa Siron yang hingga saat ini dua diantaranya masih bermasalah dengan harga ganti rugi, kata Abdul Madjid.

Seorang penziarah, Meti (56) berasal dari Geuceu yang kehilangan dua anaknya menyatakan hampir setiap minggu berziarah ke kuburan massal tersebut karena ia berkeyakinan anaknya dikebumikan di kuburan massal ini.

"Saya merasakan anak saya dikuburkan disini. Setelah saya berziarah, malam harinya saya memimpikan anak saya itu. Itulah yang meyakinkan saya, maka saya setiap minggu berziarah ke kuburan massal ini," demikian Meti.(ant/mkf)