Pontianak, NU Online
Sultan Pontianak Syarif Machmud Alkadrie mengatakan sangat berantusias dan mengucapkan terima kasih atas perayaan Hari Santri di Kota Pontianak. "Santri adalah penerus perjuangan para kiai," ujarnya.
"Saya selaku Sultan Pontianak harus bisa mengayomi semua suku, ras dan agama di Pontianak. Mari jaga kedamaian Kota Pontianak agar tetap aman dan damai serta kita harus memper erat persatuan dan tali silaturahim," katanya pada peringatan Hari Santri, Senin (22/10).
Ia berharap ke depan peringatan Hari Santri semakin besar perayaannya karena akan digelar di depan Kantor Pemerintah Kota Pontianak. "Semoga perayaan Hari Santri ini menjadi persatuan para santri di Pontianak dan Kalimantan Barat," tutup Sultan kesembilan Kota Pontianak ini.
Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak oleh Aswin Ja'far mengatajab Hari Santri menjadi momentum untuk perjuangan Islam, agar tidak ada aliran sesat, LGBT dan narkoba.
"Mari hormati para ulama dan kiai. Saya dari Dinas Sosial menawarkan program anak yatim piatu yang dimiliki pesantren-pesantren di seluruh Kota Pontianak," ujarnya.
Tausiyah kebangsaan disampaikan oleh Rais NU Kota Pontianak menyampaikan bahwa santri itu pelajar, pelajar itu santri. "Mari kaum santri bergandengan tangan untuk menghadapi paham-paham sesat yang sudah merisaukan masyarakat," tuturnya.
Hari santri yang diperingati hari ini semoga bisa menggugah dan menyemangati kita semua serta tambah taat kepada Allah Swt dengan adanya dzikir kebangsaan.
"Jika Nabi Isa bisa menghidupkan orang mati karena dirinya sendiri maka seandainya pantas untuk mengukur kadar mukjizat Nabi Muhammad, cukuplah namanya disebutkan, tulang-tulang akan menyatu hidup kembali. Inilah gunanya berzikir dan bershalawat," tambahnya. (Muhammad Syukron/Kendi Setiawan)