Daerah

Ketua Fatayat NU DIY Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban agar Awet

Kamis, 22 Juli 2021 | 09:00 WIB

Ketua Fatayat NU DIY Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban agar Awet

Ilustrasi daging kurban. (Foto: Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online
Ketua II Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (PW Fatayat NU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Hj Rindang Farihah, membagikan tips terkait tata cara menyimpan serta mengolah daging kurban agar tahan lama, apabila daging tidak langsung dimasak dan terpaksa untuk disimpan. Berikut ini tata caranya:


1. Jangan mencuci daging segar


Rindang mengatakan bahwa daging yang hendak disimpan sebaiknya tidak dicuci. Sebab, jika dicuci maka akan memberi peluang bagi penyakit-penyakit masuk ke dalam daging.  


“Jika ada pasir atau kerikil yang menempel di daging bekas proses penyembelihan, cukup dibersihkan di bagian kotornya saja dengan diambil,” kata Rindang kepada NU Online melalui sambungan telepon seluler, Kamis (22/7).


2. Potong daging menjadi ukuran kecil/sedang sesuai rencana masak.


"Kedua, saya akan simpan menjadi beberapa bagian sekiranya yang saya butuhkan untuk sekali masak/makan," terang istri Ketua PBNU KH Imam Aziz ini. 


3. Pisahkan daging dengan tulang, lalu taruh di kantong plastik untuk disimpan di Chiller (pendingin) atau Freezer. 


“Saya sangat menghindari menyatukan daging dan tulang dalam satu bungkus, tujuannya sih untuk mempermudah ketika nanti hendak mempergunakan daging yang telah disimpan,” jelas Rindang. 


Rindang juga turut memberikan tips terkait tata cara mengolah atau memasak daging tersebut. Pertama, daging harus dimasak dengan benar dan matang. Hal ini guna membunuh bibit-bibit penyakit yang kemungkinan terdapat dalam daging. 


“Daging harus dimasak dengan air mendidih untuk menghindari keluarnya darah dari daging yang dikhawatirkan najis dan membawa penyakit,” kata dia menyarankan. 


Caranya, lanjut dia, dengan menyiapkan panci diisi air, biarkan hingga mendidih. Lalu, pelan-pelan masukan daging sedikit demi sedikit dan tutup rapat selama 5-10 menit. Matikan kompor selama 20-25 menit dan biarkan panci dalam keadaan tertutup, setelah itu hidupkan kembali kompor kurang lebih 10 menit. 


“Selain membuat daging jadi empuk, cara itu bisa menghemat penggunaan gas juga,” katanya lagi. 


Kedua, tambah dia, saat mendidih pastikan buih-buih putih yang muncul dipermukaan air rebusan dibuang hingga bersih. Sebab tidak bagus untuk kesehatan. “Kalau sudah dibuang buih-buihnya, baru diberi kondimen, seperti garam, penyedap, dan lain-lain,” sambungnya.


Lebih lanjut, Rindang mengatakan dari sekian banyak olahan daging kurban, selain sate dan tongseng, biasanya rendang dijadikan pilihan untuk menu masakan khas Lebaran. Karena selain lezat, rendang juga bisa tahan lebih lama jika disimpan di dalam lemari pendingin. 


“Biasanya keluarga saya masak rendang dengan jumlah banyak, kemudian disimpan ke dalam Tupperware dan ditaruh di Kulkas untuk dijadikan stok. Jadi kalau mau dimakan tinggal dihangatkan saja,” tuturnya. 


Berikut Resep Rendang ala Mbah Dukuh (sapaan akrab suami Rindang Farihah):
Bahan-bahan:
1. Daging sapi
2. Kelapa parut sanggrai, diambil santannya
3. Daun jeruk
4. Serai, memarkan
5. Asam kandis
6. Minyak goreng
7. Kondimen (garam, penyedap rasa, gula, dll) 


Bumbu rendang daging sapi:
1. Bawang merah
2. Bawang putih
3. Cabai merah besar
4. Lengkuas
5. Kemiri
6. Cengkeh


“Haluskan semua bahan bumbu dengan diulek atau diblender, tumis dengan sedikit minyak goreng hingga wangi, masukkan batang serai, daun jeruk, asam kandis dan garam, aduk rata. Nah, yang beda dari Resep Mbah Dukuh adalah kelapanya disangrai dulu sebelum diambil santannya. Biar wangi dan warnanya jadi cokelat cantik,” jelasnya. 


Setelah, disanggrai dan diambil santannya, lalu tuangkan santan dan dididihkan, masukkan daging. Masak dengan api kecil selama beberapa jam sampai daging empuk dan bumbu meresap. 


Kontributor: Syifa Arrahmah 
Editor: Musthofa Asrori