Surabaya, NU Online
Di antara perangai umat Nabi Muhammad SAW yang tidak dikehendaki adalah memiliki sifat konsumtif dan hidup tidak produktif. Karena dengan sifat seperti itu tidak akan membawa kepada kemajuan dan bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara.
Peringatan tersebut disampaikan KH Marzuki Mustamar saat mengisi Kajian Islam Ahlussunnah wal Jama'ah atau Kiswah di mushala Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Sabtu (16/11) malam.
“Perilaku yang sangat dibenci Nabi Muhammad SAW adalah mereka yang memiliki kebiasaan gemar makan, atau konsumtif,” kata Ketua PWNU Jatim ini.
Dalam pandangan Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Kota Malang tersebut, perilaku gemar makan sebagai ilustrasi bahwa umat yang kebiasaannya hanya mengonsumsi tidak menjadikan bangsa dan umat maju.
“Bangsa ini akan semakin maju bila rakyatnya lebih produktif, bukan konsumtif,” ungkap Kiai Marzuki, sapaan kesehariannya.
Dosen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini kemudian menjelaskan betapa umat yang hanya membesarkan atau memiliki kegandrungan sebagai konsumtif akan lemah dan tidak memiliki kemandirian. Dan hal tersebut sebagaimana telah ditunjukkan Nabi Muhammad SAW sejak kecil.
“Nabi kita Muhammad SAW sejak kecil mengembala kambing, demikian juga mengelola modal dan berbisnis,” katanya pada pengajian yang rutin digelar setiap Sabtu petang tersebut. Dengan tempaan mental saat kecil itulah, membuat Nabi demikian luar biasa, lanjutnya.
Perilaku seperti ini juga hendaknya ditiru generasi muda. Sehingga yang muncul adalah anak muda dengan etos kerja tinggi, serta tidak gampang menyerah dengan keadaan.
“Kelemahan anak milenial zaman sekarang tidak memiliki semangat berjuang yang tinggi. Mereka hanya bisa menuntut tanpa disertai dengan menjalankan kewajiban,” ungkapnya. Padahal generasi seperti itu sangat rawan dimanfaatkan, lanjutnya.
Secara khusus, kiai yang pernah diamanahi sebagai Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang tersebut menceritakan bagaimana perekonomian sebuah bangsa dapat lebih baik, salah satunya dengan memperkuat ekspor. Bukan sebaliknya yakni impor.
“Ekspor lebih tinggi bisa terwujud kalau bangsa ini lebih produktif, bukan konsumtif,” tegasnya.
Kiai Marzuki berharap anak muda hendaknya menjadikan usia dan kesempatan dengan semangat juang tinggi. Dan bila hal tersebut dilakukan, maka akan lebih bermakna bagi perjalanan bangsa ini di kemudian hari, termasuk dalam sektor ekonomi.
Di ujung paparannya, Kiai Marzuki mengingatkan bahaya generasi muda yang tidak produktif yakni ujung-ujungnya tidak bisa diajak berjuang.
“Bahkan yang terjadi, bisa malah menjual agama demi kepentingan sesaat,” tandasnya.
Anak muda hendaknya menjadikan usia dan kesempatan dengan semangat juang tinggi. Dan bila hal tersebut dilakukan, maka akan lebih bermakna bagi perjalanan bangsa ini di kemudian hari, termasuk dalam sektor ekonomi.
KH Marzuki Mustamar (tengah) saat berada di gedung Markas Besar Oelama, Sidoarjo. (Foto: NU Online/Bangjoe)
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR