Kisah Santri Sukorejo Ngopeni Muslim Minoritas di Pulau Dewata
Rabu, 12 Maret 2025 | 14:30 WIB
Buleleng, NU Online
Upaya pesantren mendidik santrinya tidak hanya ditempuh dengan cara-cara dalam kelas atau ngaji selama di pesantren, namun juga diajarkan langsung terjun ke masyarakat untuk mempraktikkan ilmu yang dimilikinya.
Seperti yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Salafiyah-Syafiiyah, Sukorejo Situbondo. Sebanyak 10 santri yang tergabung dalam program Santri Kerja Nyata (SKN). Kegiatan ini dilakukan setiap tahun.
Kali ini, para santri mendapat tugas di wilayah pedalaman Kabupaten Buleleng, tepatnya Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula. Jumlah Muslim di sana ada 37 kartu keluarga.
Menurut Ketua Ikatan Santri Salafiyah Syafiiyah (IKSASS) Buleleng, Abdul Karim Abraham yang lebih akrab disapa Karim, walaupun kebiasaannya, santri yang bertugas ditempatkan di wilayah yang ada alumni untuk memudahkan pelaksanaan, namun kali ini memilih ditempat yang justru sebaliknya, bahkan Wilayah Minoritas Muslim.
Tujuannya, menjalin persaudaraan antar sesama muslim, kedua mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di pondok pesantren kepada masyarakat. Ketiga, sebagai media pembelajaran bagi santri itu sendiri, bagaimana masyarakat Desa Sambirenteng bisa mempertahankan akidah agamanya di tengah akses dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang minim.
"Sekaligus santri juga belajar bagaimana muslim yang minoritas itu bisa menjalin hubungan harmonis bersama Umat Hindu," ungkap Karim, Selasa (11/3/2025).
Ketika Karim bertanya kepada para santri bagaimana perasaannya ketika ditempatkan di wilayah Muslim Minoritas, para santri merasa bersyukur bisa ikut kegiatan di sana, di daerah yang sama sekali tidak dikenal.
"Kata adik-adik santri mereka mendapat pengalaman baru dan mereka menjadi sadar bahwa masyarakat membutuhkan 'pengabdi' yang siap terjun ke akar rumput," terangnya.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan meliputi kajian keislaman, praktek ibadah untuk Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ), Tadarrus dan Khotmil Qur'an, Bakti Sosial berupa pembagian sembako.
"Khusus pembagian sembako para santri menyantuni tidak hanya kepada muslim, tapi juga saudara-saudara Umat Hindu," terangnya.
Menurut Karim, kegiatan santunan tersebut membuktikan, bahwa toleransi yang diajarkan pesantren, khususnya Pesantren Sukorejo dalam hal kebaikan sosial berlaku untuk semua masyarakat tanpa melihat identitas apa agamanya.
"Seperti teladan Gus Dur, bahwa ketika kita berbuat baik orang tidak akan bertanya apa agamanya," lanjutnya.
Selaku Ketua IKSASS Buleleng, Karim berharap santri ke depannya bisa mempersiapkan diri, utamanya dalam bidang ibadah, seperti menjadi Imam Sholat, Khotib, Bilal, mimpin tahlil, dan ibadah terapan yang biasa dibutuhkan di masyarakat.
Ini dasar untuk nanti setelah menjadi alumni bisa langsung bermanfaat bagi masyarakat, utamanya dalam penugasan dakwah di daerah minoritas. Karena ke depan, saya berharap alumni pondok pesantren, bisa berkecimpung dalam dakwah dakwah di daerah minoritas.
"Sebab ketika kita abai, maka mereka akan 'diopeni' oleh pihak lain yang secara pemahaman keagamaannya bertentangan dengan Ahlussunnah wal Jamaah," terangnya.
Apalagi menurut Karim, Pengasuh Pesantren, KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy sangat mendukung para santri atau alumni berdakwah di daerah minoritas.
"Alhamdulillah, bahkan direncanakan menempatkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ibrahimy (Unib) tahun 2025 di Buleleng sebanyak 6 posko KKN," katanya.
Kehadiran para santri yang berdakwah di wilayah tersebut walau singkat dari 4-8 Maret mendapat sambutan positif dan masyarakat merasa senang.
"Respon masyarakat sangat welcome, selalu mendukung setiap agenda yg dirancang, dan mereka merasa ada yg memperhatikan sebagai minoritas," katanya.
Terpopuler
1
Kemenhub Sediakan Mudik Gratis via Jalur Darat dan Laut, Berangkat 26-28 Maret 2025
2
Presiden Prabowo Tanda Tangani PP Nomor 11 2025 tentang Pencairan THR dan Gaji Ke-13 ASN
3
Masih Dibuka, 10 Program Mudik Gratis Lebaran Idul Fitri 2025
4
Penangkapan KH Zainal Musthafa, Ansor Ciamis, dan Hak Interpelasi Oto Iskandar di Nata
5
Kultum Ramadhan: Cara Beribadah Tanpa Riya’, Menjaga Keikhlasan dalam Setiap Amalan
6
Nyai Sinta Nuriyah Jadi Ibu Negara Pertama RI yang Konsisten Bahas Kesetaraan Gender, Ini Alasannya
Terkini
Lihat Semua