Daerah

Kitab Kuning Tangkal Radikalisme dan Terorisme

Senin, 21 Mei 2018 | 15:15 WIB

Majalengka, NU Online 
Merebaknya kasus radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama menjadi keprihatinan semua elemen bangsa. Tidak ketinggalan bagi pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam. 

Ketua Dewan Asatidz Pondok Pesantren Darul Ma'arif Cikedung, Desa Maja Utara, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Aan Subarhan mengatakan, pondok pesantren harus terus memberikan pemahaman keislaman yang kompleks dan tentunya nilai-nilai rahmatan lil 'alamin.

Ustadz muda ini juga mengatakan, pemahaman Islam yang kompleks bisa didapatkan di pondok pesantren yang mengajarkan tentang kajian-kajian kitab kuning warisan para kiai. 

"Memahami Islam tidak harus langsung kepada sumber utamanya Al-Qur'an maupun hadits, akan tetapi bisa melalui pembelajaran dan kajian kitab kuning bisa lebih mudah memahami Islam yang hakiki dan tidak akan salah jalan apalagi saat ini menjadi hari kebangkitan bangsa," katanya di sela-sela Kajian Kitab Kuning Bulan Ramadhan, Ahad, (20/5).

Khusus di bulan Ramadhan, Aan mengungkapkan, di Darul Ma'arif diadakan kajian kitab kuning atau bisa disebut ngaji pasaran yang dibawakan oleh para ustadz seharian penuh. 

"Ponpes kami, setiap tahunnya rutin mengadakan kajian kitab kuning atau ngaji pasaran yang biasa diikuti oleh para santri, alumni ataupun masyarakat luas," ujarnya didampingi sekretarisnya, Azhar Fahmi.

Hal ini dilakukan menurut Aan agar dengan mengkaji kitab kuning yang muatannya banyak menerangkan subtansi keislaman yang lebih ramah, toleran dan menjadi rahmat maka ada upaya preventif bagi para santri, alumni maupun masyarakat untuk tidak memahami islam secara radikal terlebih lagi mengatas namakan Islam dalam terorisme. 

"Kitab kuning yang dikaji banyak mengajarkan tentang Islam yang ramah, toleran dan menjadi rahmat bukan Islam yang mengajarkan kekerasan, radikalisme bahkan terorisme. Adanya kajian ini sebagai ikhtiar awal agar terpahami dan terealisasikan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin", jelas Ketua Kaderisasi PC GP Ansor Majalengka ini.

Di tempat yang sama, Ketua Pelaksana Kajian Kitab Kuning Bulan Ramadhan, Muhammad Yusuf Ramadhan mengatakan, hampir seharian selama bulan Ramadhan para ustadz mengisi pengajian kitab kuning yang dijadwal sesuai dengan kapasitas keilmuannya masing-masing. 

"Kita bagi jadwal pengajian menjadi empat shift yaitu pagi, siang, sore dan malam. Kitab yang dikaji mulai dari kitab fiqih, akhlak dan tauhid," katanya.

Ia pun menambahkan biasanya kegiatan ngaji pasaran ini akan cukup antusias diikuti oleh para santri dikarenakan kitab yang dikaji merupakan kitab yang diluar pengajian seperti di hari-hari biasanya. 

"Alhamdulillah kalau ngaji pasaran begini biasanya para santri cukup antusias karena kitab yang dikaji kitab diluar kurikulum sehari-harinya," tambahnya.

Di akhir perbincangan, ia bersyukur karena dengan adanya kajin kitab kuning bulan Ramadhan ini bisa memberikan ilmu yang luas tentang Islam dan bisa membimbing akhlak serta sikap para santri lebih ramah, sopan dan tawadhu. 

"Kami bersyukur, para ustadz disini terus memberikan wawasan keilmuan dan keislaman yang bersumber dari khazanah para kiai sehingga kami terus terdidik menjadi orang-orang yang bermanfaat dan dihiasi dengan akhlak yang ramah, sopan dan tawadhu," pungkasnya. (Tata Irawan/Abdullah Alawi)