Daerah

Koin Kemandirian LAZISNU Jombang Sapa Masyarakat Kota 

Rabu, 1 Januari 2020 | 15:00 WIB

Koin Kemandirian LAZISNU Jombang Sapa Masyarakat Kota 

Sebagian warga di Perumahan Firdaus Jombang dengan kaleng Koin kemandirian. (Foto: NU Online/Syamsul A)

Jombang, NU Online
Gerakan Jombang Bersedekah melalui penyebaran kaleng kotak infak (Koin) kemandirian yang diinisiasi Pengurus Cabang (PC) Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jombang, Jawa Timur kian diterima masyarakat. Tidak hanya kalangan pedesaan, masyarakat yang ada di perkotaan juga turut menyukseskan gerakan ini.
 
Seperti halnya warga di Perumahan Firdaus Jombang, ratusan kaleng Koin kemandirian itu sudah tersebar sejak akhir 2019 lalu dan hasilnya dikumpulkan setiap akhir bulan. Tepatnya pada November 2019 lalu adalah kali pertama 100 kaleng dikumpulkan dan hasilnya diserahkan ke Pengurus Unit Pengelola Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) Desa Sengon, Kecamatan/Kabupaten Jombang.
 
"100 kaleng Koin kemandirian bukaan bulan pertama pada November 2019, hasilnya diserahkan ke UPZISNU PRNU Sengon," kata salah satu Pengawas Dewan Syariah PC LAZISNU Jombang, H Didin Ahmad Sholahudin kepada NU Online, Rabu (1/1).
 
Yang menarik, di antara warga itu tidak hanya dari umat beragama Islam, namun non-Muslim juga terlibat bersama mengisi kaleng Koin kemandirian tersebut.
 
Demikian itu dilakukan karena sudah memiliki prinsip yang sama, yakni berbagi kepada orang yang membutuhkan tanpa melihat agama yang dipercayai masing-masing. Mereka hanya ingin menebar manfaat melalui sebagian rezeki yang disisihkan lewat kaleng Koin kemandirian. Mereka percaya LAZISNU bisa menyalurkan sedekah dan infaknya dengan tepat sasaran.
 
"Yang ikut tidak hanya warga NU, tapi plural dan ada beberapa warga non-Muslim. Niat ikhtiarnya satu, berbagi dan memberi manfaat kepada warga yang membutuhkan," jelas Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang ini.
 
Bahkan untuk memaksimalkan perolehan koin itu dibentuk koordinator di setiap wilayah yang biasa disebut Desa Wisma itu. Di kawasan ini diketahui ada tujuh Desa Wisma. Tiap koordinator memaksimalkan perannya guna memperoleh hasil yang optimal. 
 
Pria yang kerap disapa Gus Didin ini menegaskan, situasi di atas menunjukkan bahwa masyarakat di perkotaan juga cukup antusias dalam berorganisasi dan berbagi manfaat kepada sesama. 
 
"Ini juga sebagai bukti dan juga inspirasi bahwa warga perkotaan khususnya perumahan jika digerakkan dan diajak serta turut berbagi pasti terbuka dan senang hati," jelasnya.
 
"Tinggal kita mau menggerakkan apa tidak," pungkasnya.
 
 
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Ibnu Nawawi