Daerah

Kreatif, Mahasiswa UNUGHA Cilacap Ubah Sampah Jadi Rupiah

Sabtu, 11 September 2021 | 23:30 WIB

Kreatif, Mahasiswa UNUGHA Cilacap Ubah Sampah Jadi Rupiah

Sejumlah mahasiswa UNUGHA Cilacap sedang memilah sampah. (Foto: Dok. Tim KKN UNUGHA)

Cilacap, NU Online 
Dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat, Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap mengubah sampah menjadi rupiah. Bagaimana upaya mereka?


Upaya tersebut dilakukan dengan cara menginisiasi berdirinya sebuah bank sampah oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Dari Rumah (DR) UNUGHA kelompok R1-8 bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Cabang (DPC ) Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Kabupaten Cilacap.


Bank sampah yang diberi nama ‘Bank Sampah Kampung KB Melati’ ini resmi didirikan pada 22 Agustus 2021 lalu. Kegiatannya fokus pada pengumpulan sampah sekaligus penimbangan dan pemilahan sampah untuk yang pertama kalinya sejak diresmikan.


Belum genap satu bulan Bank Sampah Kampung KB Melati berdiri, saat ini telah memiliki 27 nasabah dari dua RT, yaitu RT 04 dan RT 05 Dusun Kubangsari, Desa Ciwuni, Kecamatan Kesugihan.


Antusiasme warga sekitar sangat luar biasa. Hal ini terlihat dari warga berbondong-bondong menyetorkan sampah dengan jumlah yang banyak pada saat penimbangan pertama pada Rabu (8/9) lalu.


Acara penimbangan dan pemilahan sampah ini dilaksanakan di rumah Ketua Bank Sampah Kampung KB Melati, Emi. Ketua Tim KKN DR kelompok R1-8, Ris Riyanto, saat dihubungi NU Online mengatakan bahwa penimbangan pertama dipantau langsung oleh perwakilan Sarbumusi Cilacap, Mijo.


Penimbangan sampah nantinya menjadi kegiatan rutin bagi bank sampah yang dilaksanakan setiap sebulan sekali. “Selain menjadikan lingkungan yang lebih bersih, bank sampah bisa menjadi tambahan pundi-pundi rupiah,” kata Ris Riyanto menirukan Mijo (11/9).


Menurut Ris, masing-masing sampah ditimbang dan dipilah berdasarkan jenis sampahnya. Ada 33 jenis sampah yang harus kita ketahui. Dalam hal ini, masing-masing sampah ditimbang kemudian dicatat di buku tabungan sampah warga.


“Setelah itu dipilah juga satu-satu. Mana yang sampah plastik, kertas, kardus, botol, duplex, aluminium, dan sebagainya,” terang Ris mengutip Mijo.


Teliti memilah sampah
Para mahasiswa dan pengurus Bank Sampah Kampung KB Melati, lanjut Ris Riyanto, juga diarahkan agar teliti saat melakukan penimbangan dan pemilahan.


“Jangan sampai terjadi kesalahan dalam penimbangan karena mempengaruhi besarnya tabungan warga. Dalam pemilihan pun demikian. Setelah dipilah satu-satu, masing-masing sampah dimasukkan ke karung besar yang kemudian ditimbang lagi secara keseluruhan,” sambungnya.


Ris Riyanto mengatakan, Bank Sampah Kampung KB Melati merupakan bagian dari program kerja kelompok Tim KKN DR kelompok R1 dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat.


Kelompok ini diketuai Ris Riyanto, mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Sebagai Dosen Pendamping Lapangan (DPL) yaitu Idarotul Nginayah, Dosen Prodi Ahwal Syakhsyiah sekaligus seorang pengacara.


Kelompok ini beranggotakan 13 orang yaitu Ris Riyanto, Miftahul Ulum, Muhammad Rifqi Ardiyan, Rojanah, Saefa Aulia, Siti Fatimah, Siti Fatimah Maulidiana, Siti Maslakhatul Ummah, Siti Nur Ngazizah, Siti Nur Khalimah, Tuti Murdiarika, Tuti Umayyah, Zain Nurrohman.


Terpisah, Sekjen DPC Sarbumusi Cilacap Zaenal Abidin membenarkan adanya pendirian bank sampah oleh mahasiswa. Ia bahkan hadir pada saat peresmian.


“Kami sangat bangga dan mendukung atas apa yang di lakukan oleh mahasiswa UNUGHA dalam menjalankan programnya,” ujarnya.


Zaenal Abidin menambahkan, ini merupakan wujud usaha pengembangan dan kemandirian Nahdliyin yang memang masuk dalam agendanya selaku banom NU yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.


“Atas kerja sama kami dengan mahasiswa UNUGHA dalam hal ini kelompok R1-8, semoga mendapatkan keberkahan untuk kita semua,” pungkasnya.


Kontributor: Siti Nur Ngazizah/Naeli Rokhmah
Editor: Musthofa Asrori