Daerah

Kue Tradisional Lebaran yang Makin Langka di Temanggung

Jumat, 8 Juli 2016 | 06:27 WIB

Temanggung, NU Online
Seperti halnya banyak aspek lain yang bersifat tradisional kian lama makin hilang, begitu pula soal makanan tradisional sebagai salah satu kekayaan tradisi bangsa juga makin langka. Di antara makanan tradisional yang kini kian langka tersebut adalah kue Cucur. Kue yang bentuknya bulat mirip piringan cakram dan berwarna cokelat agak gosong di bagian tepinya ini terbuat dari bahan utama tepung terigu atau tepung beras, gula merah atau gula jawa.

Meski tidak terlalu sulit dalam pembuatan kue cucur ini, namun membutuhkan proses dan ketelatenan. Misalnya selain masing-masing bahan-bahanya setelah dicampur harus diuleni atau diaduk berulangkali, sebelum tahap penggorengan memakai wajan harus pula diendapkan dahulu sampai beberapa jam.  

Barangkali kecenderungan orang sekarang yang lebih memilih hal-hal yang praktis dan instan menyebabkan makin langkanya jenis kue tradisional semacam Cucur dan sejenisnya itu. Berdasarkan pengamatan kami, kue Cucur ini sulit didapatkan dengan cara pembelian serta sulit pula ditemukan dijual di pasaran mulai supermarket, minimarket sampai kios-kios makanan dan warung kecil.   

Kendati demikian, di beberapa daerah tertentu di Jawa masih ada warga yang tetap menjaga kelestarian kue tradisional Cucur ini terutama sebagai salah satu sajian khas  saat hari raya lebaran.

Misalnya Di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, setidaknya di dua kecamatan yaitu Kecamatan Tretep dan Wonoboyo. Di dua kecamatan tersebut masih bertahan tiap kali lebaran menyajikan makanan khas berupa kue Cucur ini. Para ibu rumah tangga di dua daerah kecamatan tersebut tidak merasa cukup bila sajian atau hidangan makanan hari raya semuanya dari hasil membeli di pasar atau memesan di suatu ketring, sehingga mereka merasa perlu ada di antara hidangan kue lebaran itu merupakan produk buatannya sendiri walau untuk itu cukup memakan waktu dan tenaga. Maka kue Cucur salah satu produk kue bikinan sendiri itu.  

Umumnya para ibu rumah tangga itu menjelang lebaran akan membuat kue Cucur dalam jumlah lumayan banyak. Di samping dimaksudkan sebagai hidangan hari lebaran, kue Cucur ini khususnya di desa-desa pegunungan Kecamatan Tretep akan dibagikan ke kerabat, tetangga dan kenalannya walau berdomisili di luar desa sebagai simbol mempererat hubungan yang baik.  

Di antara kelebihan kue cucur ini ialah walaupun tidak dikemas atau dibungkus dengan peranti apa pun namun dapat tahan lama tidak basi hingga beberapa bulan. Hanya perlu dipanaskan kembali untuk tetap menjaga agar kue ini tetap tahan meski sudah cukup lama pembuatannya. (M. Haromain/Fathoni)