Brebes, NU Online
Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Lendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama Jawa Tengah menggelar pelatihan atau workshop kurikulum pendidikan inklusif, penjas adaptive dan fulbolnet di empat kabupaten. Workshop kurikulum inklusif ini merupakan kelanjutan kegiatan serupa yang telah diadakan sebelumnya, yakni Workshop Manajemen Perubahan, Perencanaan, dan Penganggaran di Madrasah Inklusif.
“Workshop kurikulum inklusif dilakukan secara bertahap di empat Kabupaten terdiri dari Kebumen, Kabupaten Semarang, Banyumas dan Brebes,” kata Sahidin, Sabtu (6/7)
Lebih rinci, koordinator implementasi Program Pendidikan Inklusi kerja sama PW LP Ma'arif NU Jawa Tengah dengan Unicef ini mengemukakan bahwa workshop kurikulum inklusif di Kebumen dilaksanakan 14 hingga16 Juni. Kemudian di Kabupaten Semarang yaitu 21 sampai 23 Juni, Banyumas sejak 28 hingga 30 Juni, dan Brebes dari 5 hingga 7 Juli.
Sahidin juga menandaskan bahwa workshop manajemen perubahan dan workshop kurikulum pendidikan inklusif ini dimaksudkan agar madrasah benar-benar siap ketika mendeklarasikan diri menjadi madrasah inklusi. “Sehingga pelayanan yang diberikan kepada semua siswa merupakan pelayanan yang terbaik,” ungkapnya. Baik siswa ABK atau anak berkebutuhan khusus, maupun non ABK, lanjutnya.
Madrasah yang menjadi sasaran program pada 2019 ini sebanyak 12 meliputi Kabupaten Banyumas (MI Ma'arif NU Ciberem, MI Ma'arif Kaliwangi, MI Ma'arif NU Bentul Kebasen), Kabupaten Kebumen (MI Plus Ma'arif NU Jatinegara Sempor, MI Ma'arif Kemangguan Alian, MTs Ma'arif Karangsambung), Kabupaten Semarang (MI Pabelan, MI gedanganak, MTs NU Ungaran), dan Kabupaten Brebes (MI Ikhsaniyah Siwungkuk, MI NU dukuhmaja Songgom, MTs Assalafiyah Sitanggal Larangan).
Sehingga total sebanyak 17 madrasah jika ditambahkan dengan 5 madrasah yang menjadi sasaran program tahap sebelumnya. “Yaitu MI Salafiyah Kebarongan Kemranjen Banyumas, MTs Al Hidayah Purwokerto Banyumas, MTs Ma'arif NU 1 Sumpiuh Banyumas, MI Ma'arif Sidomulyo Ambal Kebumen, dan MI Keji Ungaran Kabupaten Semarang,” kata Miftahul Huda selaku program officer program pendidikan inklusi PW LP Ma'arif NU Jawa Tengah dan Unicef.
Pada pelaksanaan workshop, lanjutnya, LP Ma'arif menambahkan peserta dari madrasah atau sekolah di luar sasaran. "Kami melibatkan sekolah negeri dan swasta dari dinas pendidikan, pengawas madrasah, pengawas sekolah, madrasah, KKM MI, KKM MTs, K3S SD, K3S SMP, dan pengurus LP Ma'arif di empat kabupaten sasaran," bebernya.
Dengan pelibatan berbagai pihak tersebut diharapkan terjadi percepatan proses inklusi di semua lembaga pendidikan.
Beberapa materi yang disampaikan kepada peserta workshop meliputi kurikulum pendidikan inklusi, identifikasi awal peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK), assesment PDBK, dan profil PDBK.
Juga program pembelajaran individual (PPI), model active learning inklusi, RPP inklusi, micro teaching, futbolnet (humility/kerendahan hati, effort/upaya, ambition/ambisi, respect/rasa hormat, dan team work/kerja tim), dan Ma'arif Play/Sport yakni tawasuth, tawazun, tasamuh dan ta'adul.
Materi yang dibahas dan disampaikan dalam workshop sekaligus untuk membekali pengetahuan dan membentuk sikap dan karakter peserta didik. Yakni berlandaskan Ahlussunnah waljamaah an-Nahdliyah,” kata R Andi Irawan.
Secara kelembagaan, lanjut Ketua PW LP Ma'arif NU Jawa Tengah tersebut juga membentuk tim inklusi untuk mendampingi madrasah atau sekolah yang tidak menjadi sasaran program pendidikan inklusi Unicef.
"Sehingga pendidikan inklusi secara bertahap bisa dirasanakan oleh semua anak di Jawa Tengah, tidak hanya di empat kabupaten sasaran Unicef," tandasnya. (Hamidulloh Ibda/Ibnu Nawawi)