Daerah

Nilai Islam Wasathiyah Ciptakan Kerukunan di Indonesia

Rabu, 15 September 2021 | 08:00 WIB

Nilai Islam Wasathiyah Ciptakan Kerukunan di Indonesia

Nilai Islam Wasathiyah Ciptakan Kerukunan di Indonesia.

Pontianak, NU Online
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat, Ismail Ruslan menyampaikan pentingnya menerapkan nilai-nilai Islam Wasathiyah demi masa depan Indonesia. Ia mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila sebenarnya merupakan cerminan dari Islam Wasathiyah yang mampu menciptakan kerukunan di Indonesia.
 
Menurut Ismail, hal itu karena latar belakang sejarah umat Islam Indonesia, serta berbagai konflik terkini dunia Islam khususnya di Timur Tengah. Umat Islam di Indonesia saat ini kuat karena senantiasa berpegang pada otoritas, baik individu yang ada pada ulama serta kelompok ormas keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah yang senantiasa menjadi rujukan dalam berbagai persoalan keagamaan.
 
“Selain itu kekuatan Islam Wasatiyah di Indonesia itu berpegang pada doktrin teologis yang disusun oleh Imam Asy'ary dan Imam Al-Maturidi, menganut fikih Mazhab Syafi'i serta bertasawuf menurut imam Ghazali, pilihan ini menjadi kekuatan Islam Wasatiyah yang dipraktikkan di Indonesia,” ungkap Ismail saat menyampaikan materi di acara dialog kerukunan beragama, tepatnya di hotel mahkota Pontianak, Selasa (14/9).
 
Dirinya mengutip pandangan Profesor Azyumardi Azra bahwa dua sayap Islam Wasathiyah di Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah. Dua ormas ini selalu hadir ketika negara mendapat berbagai serangan.
 
Selain itu kondisi geografis masyarakat Indonesia juga mempengaruhi corak Islam yang berkembang di Indonesia. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat maritim yang menjadikan masyarakatnya terbuka dan menerima kehadiran orang lain yang memiliki berbagai keragaman.
 
Menurutnya ada banyak permasalahan yang dihadapi umat Islam, misalnya akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang kemudian mulai mempertentangkan antara Islam dan Pancasila. Padahal setiap silanya tercermin dan selaras dengan nilai-nilai Islam.
 
Selain itu ada juga masyarakat yang mengalami posttruth (pascakebenaran) dan distrust (ketidakpercayaan), masyarakat lebih percaya media sosial daripada tokoh-tokoh agama. Padahal dalam sejarahnya, Pancasila dan Islam sudah menjadi kesepakatan bersama para pendiri bangsa yang tidak perlu dipertentangkan.
 
“Pancasila merupakan titik persamaan semua elemen bangsa sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara. Jadi nilai-nilai di setiap sila Pancasila menjadi jaminan masa depan Indonesia,” imbuh Ismail Ruslan yang juga menjadi Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak.
 
Kontributor: Siti Maulida
Editor: Syamsul Arifin