Pontianak, NU Online
Ada hal yang berbeda dalam penyelenggaraan PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak Kalimantan Barat tahun ini.
Seluruh mahasiswa baru yang berjumlah 1785 orang harus "berkemah" atau menginap di kampus selama penyelenggaraan PBAK. Artinya, mereka harus menginap selama empat hari, yakni sejak Senin hingga Kamis (26-29/8).
Rektor IAIN Pontianak, Syarif menyebut bahwa salah satu alasan seluruh mahasiswa baru harus menginap ketika PBAK. “Hal tersebut dalam rangka mengoptimalkan proses pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan,” katanya, Senin (26/8).
Agenda-agenda PBAK pun didesain sedemikian rupa, sehingga diharapkan mahasiswa baru IAIN Pontianak mendapatkan bekal yang memadai dalam berkiprah di kampus. Juga agar mereka menjadi garda depan penyebar Islam moderat dan penjaga gawang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Dengan diinapkannya seluruh mahasiswa baru, maka kami bisa leluasa memberikan informasi tentang moderasi beragama, wawasan kebangsaan, serta dapat menggembleng mental dan spiritualitas mahasiswa baru," katanya usai pembukaan PBAK.
Jika dipersepsikan PBAK IAIN Pontianak sebagai pesantren kilat, maka pihaknya tidak menolak. “Karena banyak agenda yang bernuansa keagamaan, seperti shalat fardu berjamaah, tahajud, dan sebagainya," ungkap pria yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor II ini.
Selain itu, dilatarbelakangi peristiwa memilukan tahun lalu. Saat itu, ada salah satu mahasiswa baru yang meninggal dunia akibat kecelekaan ketika pagi buta berangkat ke kampus untuk mengikuti PBAK.
Dalam waktu yang sama, Muhammad Aziz Hakim, Kasi Pengembangan Profesi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), yang hadir mewakili Direktur Diktis mengapresiasi kreasi yang dibuat IAIN Pontianak dalam penyelenggaraan PBAK ini. Ia menyebut bahwa sistem kemah atau inap ketika PBAK barangkali satu-satunya dan pertama kali diselenggarakan oleh PTKIN se-Indonesia.
M Aziz Hakim juga berharap PBAK menjadi momentum bagi mahasiswa baru IAIN Pontianak untuk memikul tanggung jawab baru, yakni tanggung jawab sosial.
"Mahasiswa harus memiliki rasa tanggung jawab sosial, tidak hanya tanggung jawab individual. Dalam arti, mahasiswa harus ditempa untuk memiliki kepekaan sosial dalam rangka memperjuangkan nasib rakyat kecil," tegas mantan Presiden Mahasiswa IAIN Walisongo ini dalam sambutannya di hadapan peserta PBAK.
Pembukaan PBAK IAIN Pontinak sendiri dihadiri oleh para wakil rektor, dekan, direktur pasca, dan seluruh pejabat struktural IAIN Pontianak. Melibatkan pula stakeholder terkait dalam rangka menunjang kesuksesan PBAK IAIN Pontianak Tahun 2019.
Pewarta: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi