Bandar Lampung, NU Online
Dalam tradisi pesantren mengabdi seringkali atau bahkan malah selalu menjadi hal yang jadi rebutan bagi para santri. Masalahnya sederhana yaitu bukan tentang materi atau pundi-pundi rupiah, akan tetapi mencari ridha kiai sebagai guru. Yang diharap agar hidup menuai keberkahan di masa mendatang.
“Hal tersebut selaras dengan ujar lama yang acapkali dinukil sebagai ghirah mengabdi adalah al-khidmatu mifathu al-karamah atau mengabdi adalah kunci guna terbukanya kemuliaan,” kata Kamran As’at Irsyai, Senin (15/7). Sehingga mengabdi adalah menjadi nilai kearifan bagi santri yang selalu ditradisikan dari generasi ke generasi, lanjut mudir Ma’had UIN Lampung ini.
Karenanya, mu’alim atau pengurus Ma’had Al-Jami’ah UIN Lampung tahun akademik 2019 hingga 2020 mendapat pelatihan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). “Kegiatan untuk menggembleng pengurus secara mental, intelektual, dan spiritual sebelum kalender akademik pesantren kampus aktif,” ungkapnya.
Pelatihan berlangsung di wisata Camp 91 Pesawaran sejak Sabtu hingga Ahad (13-14/7 ) dan diikuti 35 mu’alim atau pengurus yang terdiri dari 9 pengurus putra dan 26 pengurus putri. Mereka didampingi dua musyrif yang menerima materi pendalaman pengolahan ma’had serta guna memperdalam problem solving serta kebersamaan dan kekompaan antarindividu mu’alim.
“Sehingga nantinya diharapkan para pengurus mampu menjadi satu organisasi yang solid serta memiliki solidaritas yang tinggi untuk menjalankan pola dan mekanisme sistem ma’had,” jelasnya.
Apalagi jadwal di ma’had nantinya amat padat. “Juga menyiakan mental para mu’alim untuk menghadapai realitas kemajemukan sifat dari para mahasantri dengan berbagai problem dan latar belakang mereka,” terangnya.
Kegiatan berisikan materi mengenai problem solving dan outbound. “Yang bertujuan untuk membentuk jiwa leadership, kemampuan memecahkan problematika atau masalah dan naluri kebersamaan antar mu’alim,” katanya.
Kamran As’at Irsyai mengharapkan lewat latihan kepemimpinan ini seluruh jajaran mu’alim siap secara lahir dan batin. “Yakni untuk mengabdi dengan ruhul ikhlas di ma’had,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan pemberian hadiah bagi kelompok terbaik. (Teni Ma’arif/Ibnu Nawawi)