Putra Kiai Belajar ke Luar Negeri Harus Jalani Persiapan di Pesantren Salaf
Senin, 28 September 2020 | 13:30 WIB
Kegiatan lailatul ijtima' PCNU Demak dihadiri Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh (tiga dari kanan) (Foto: NU Online/Samsul Huda)
Samsul Huda
Kontributor
Demak, NU Online
Para kiai NU yang menyekolahkan anak-anaknya ke mancanegara baik ke Timur Tengah, barat, atau ke mana saja hendaknya jangan lupa membekali mereka dengan ilmu-ilmu yang diajarkan di pesantren salaf di Jawa atau Nusantara.
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan, hal itu perlu dilakukan sebagai persiapan awal agar para putra putrinya ketika melangkah keluar sudah tertanam basis keilmuan kitab kuning yang mumpuni.
"Ini penting sekali, karena itu melalui forum ini kami sampaikan secara gamblang demi kebaikan NU dan pesantren di masa mendatang," kata kiai Ubaid di Demak, Sabtu (26/9).
Kiai Ubaid mengingatkan hal itu di hadapan para kiai dan pimpinan NU se-Kabupaten Demak yang sedang mengikuti kegiatan lailatul ijtima' NU Demak di Kantor PCNU Demak yang baru saja selesai direnovasi.
Menurutnya, karena sudah tertanam jiwa ke-NU-annya maka ketika selesai menjalani studi di mancanegara dan pulang ke tanah air tidak merasa asing di lingkungan habitatnya, yakni NU dan pesantren salaf.
"Karena tidak merasa asing, tentu para putra kiai yang baru saja datang dari luar mampu membaca situasi dan mampu menempatkan diri sehingga tidak menimbulkan kegaduhan atau kekagetan ketika akan melakukan berbagai inovasi di tubuh NU maupun pesantren salaf," tegasnya.
Dikatakan, daerah Jawa Timur merupakan pusat keberadaan pesantren salaf di Indonesia, namun survei terakhir menunjukkan bahwa 60 persen santrinya berasal dari Jawa Tengah. Ini berarti Jawa Tengah memiliki stok generasi santri yang cukup lumayan.
"Kepada para pengurus NU di cabang-cabang diharapkan saat ini mulai mendata posisi dan keberadaan santri-santrinya sekarang sedang mondok di mana. Hal ini untuk memperkuat jejaring NU sehingga kader-kader NU berlatar belakang pesantren salaf dapat dimaksimalkan perannya di masa mendatang," ucapnya.
Disampaikan, terkait dengan NU Demak, secara historis posisinya mempunyai beban dan tanggung jawab dalam menghidupkan kembali apa yang sudah dibangun oleh Raden Fatah dan Wali Songo sebagai mercusuar Islam yang terpadu dengan baik dengan kultur masyarakat Jawa.
"Kami melihat Demak itu hubungan antar kiai dalam bidang keilmuan sangat kuat sekali, Karena rata-rata bertemu dalam sanad keilmuan di pesantren," pungkasnya.
Ketua PCNU Demak KH Aminuddin kepada NU Online, Senin (28/9) mengatakan, amanat Rais PWNU Jateng pada acara lailatul ijtima' menjadi prioritas NU Demak dalam menyusun dan merealisasikan program-programnya selama ini.
"Termasuk pendataan santri yang mondok baik di Demak maupun di luar Demak," pungkasnya
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua