PWNU Jateng: NU Bisa Istiqamah di Keluarga Jika Jalankan Tiga Hal
Senin, 16 Maret 2020 | 10:30 WIB

Penyerahan beasiswa santri dari LAZISNU Kota Pekalongan di acara Dialog NU dalam rangka Harlah ke-97 NU (Foto: NU Online/Abdul Muiz)
Abdul Muiz Cholil
Kontributor
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah H Muhlison menyampaikan, jika NU tetap ingin istiqamah di lingkungan keluarga kita, maka diminta jalankan tiga hal, yakni ritual, spiritual, dan sosial.
"Ritual bagian dari amaliyah NU. Ajarkan anak-anak kita dengan amaliyah NU. Jika tidak, maka tunggu saja NU hanya tinggal nama di keluarga kita," jelasnya.
Hal itu disampaikan H Muhlison saat menjadi narasumber pada Dialog NU dengan tema 'Kemandirian NU Untuk Kemaslahatan Umat' yang dihelat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Pekalongan, di Gedung Aswaja Jumat (13/3) kemarin.
Dikatakan, setelah menjalankan ritual, maka ajarkan tentang spiritual. Ajak anak-anak untuk mengamalkan tahlil, yasinan, manakiban, ziarah, dan kegiatan lainnya. Hal ini dilakukan agar mereka kenal dengan berbagai amaliyah di NU.
"Kedua, tentang intelektualitas. Anak-anak kita harus mendapat pendidikan secara benar di tempat yang benar, yakni di madrasah NU dan pesantren NU," tegas Muhlishon yang juga instruktur nasional PKPNU itu.
Ketiga lanjut dia, masalah aspek sosial. Aspek ini sangat penting. Jangan sampai NU tidak menjalankan aspek sosial sehingga kalah dengan kelompok lain. Keluarga kita kurang memahami dinamika di tubuh NU, sehingga kiprahnya di tengah-tengah masyarakat tidak banyak diketahui.
Ketua PCNU Kota Pekalongan H Muhtarom kepada NU Onlline, Senin (16/3) menegaskan, Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-97 NU lebih diarahkan kepada penguatan jam'iyah maupun jamaah sebagaimana yang telah digariskan PBNU.
"Termasuk dialog NU tentang kemandirian organisasi untuk kemaslahatan umat ini," tegasnya.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan seperti peluncuran 'Koin Muktamar' juga dalam rangka penguatan jam'iyah. Sehingga berbagai program termasuk yang saat ini sedang dilakukan membangun Sekolah Dasar Islam (SDI) Nusantara sebagai bukti dari kemandirian itu.
"Tentu kemandirian tidak membatasi diri atas bantuan dari berbagai pihak. Misalnya, dari pemerintah. Akan tetapi, itu bukan satu-satunya sumber pendanaan," ungkapnya.
Acara dialog sebagai puncak kegiatan peringatan Harlah NU juga dimanfaatkan Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kota Pekalongan untuk menyerahkan beasiswa kepada 16 pelajar berpestasi di lingkungan sekolah Ma'arif NU.
Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua