Bojonegoro, NU Online
Rektor Institut Agama Islam (IAI) Sunan Giri Bojonegoro, Jawa Timur, Jauharul Maarif mengungkapkan, banyak masyarakat yang salah dalam mendapatkan Islam Nusantara, pemahaman istilah Islam Nusantara jangan ubah agama atau merubah doktrin Islam.
"Namun bagaimana menerapkan ajaran Islam yang berhubungan dengan fiqih, tasawuf, tauhid, dan iplementasi pola dakwah. Sebab Islam Nusantara bukan doktrin baru atau agama baru," ujarnya.
Hal itu disampaikan saat mengisi seminar nasional yang diadakan Institut Agama Islam (IAI) dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Giri Bojonegoro, Rabu (11/12).
Menurutnya, Islam Nusantara merupakan cara atau implementasi dakwah Islam yang seharusnya dilakukan sejak zaman Wali Songo, atau bahkan sebelumnya dilakukan dengan baik serta didukung dengan budaya lokal.
"Solusi praktis dan memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menangkal radikalisme agama khusus islam adalah dengan menguatkan kembali identitas keislaman kita, dengan konsep Islam Nusantara dalam menumbuhkan cinta tanah air," tegasnya.
"Islam Nusantra adalah kumpulan nilai Islam telogis dengan digali dari nilai-nilai tradisi, budaya, dan adat yang ada di Indonesia," imbuhnya.
Gus Arif, panggilan Jauharul Maarif menambahkan, seminar yang diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari deklarasi anti radikalisme dua tahun lalu, yang diadakan oleh dua kampus di bawah naungan Nahdlatul Ulama ini.
"Konsep dari Islam yang dikembangkan Nahdlatul Ulama dalam menangkal paham radikalisme Islam yang datang dari luar dapat diterapkan dengan terus mempercayakan Islam yang rahmatan lil alamin, yang menjunjung pluralitas, dan tidak radikal dalam berdakwah," ungkap Arif.
Seminar nasional digelar kampus di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) menghadirkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Agil Siroj berlangsung di Gedung Serbaguna, Ledok Wetan, Kabupaten Bojonegoro.
Kegiatan yang dihadiri seluruh mahasiswa kampus tersebut juga mengundang tokoh NU di Kota Ledre, termasuk Bupati Bojonegoro, Hj Anna Mu'awanah dengan dipandu moderator H Yogi Prana Izza yang juga dosen kampus UNU Sunan Giri.
Kontributor: M Yazid
Editor: Abdul Muiz