Saat Kandungan Hikmah Surat Al-Fatihah Jadi Bekal Inspiratif bagi Jamaah Haji di Tanah Suci
Sabtu, 20 April 2024 | 18:00 WIB
Kepala Kantor Wilayah kementerian Agama (Kakanwil Kemenag Lampung) H Puji Raharjo (Foto: Humas Kemenag Lampung)
Muhammad Faizin
Penulis
Lampung Tengah, NU Online
Pada pekan ini, jamaah haji di kabupaten/kota di Provinsi Lampung memulai rangkaian manasik haji. Manasik ini menjadi momentum penting untuk lebih memahami seluk beluk ibadah haji yang akan dilaksanakan di Tanah Suci Makkah. Dengan manasik, para jamaah haji diharapkan mampu menyiapkan diri lahir batin untuk menjalankan rukun Islam kelima ini.
Sebagai bekal penting pergi ke Tanah Suci, Kepala Kantor Wilayah kementerian Agama (Kakanwil Kemenag Lampung) H Puji Raharjo memberikan sebuah pesan inspiratif bagi para jamaah. Hal ini disampaikannya saat membuka kegiatan bimbingan manasik haji tahun 1445 H/2024 M di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Tengah pada Sabtu (20/4/2024).
H Puji mengungkapkan bahwa 7 ayat yang ada dalam Surat Al-Fatihah mampu menjadi pegangan dan bekal dalam menjalankan perintah Allah pergi ke Baitullah ini. “Mulai hari ini, dimulai dengan ayat pertama yakni Bismillahirrahmanirrahim,” katanya pada manasik bertema Dengan Bimbingan Manasik Haji, Kita Tingkatkan Pengetahuan dan Pemahaman tentang Ibadah Haji serta Mewujudkan Jamaah Haji Berkeadilan dan Ramah Lansia Serta Memperoleh Haji Mabrur.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١
Bismillâhir-raḫmânir-raḫîm (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Bismillah ini jelasnya merupakan upaya jamaah untuk menata niat dengan baik hanya karena Allah Swt dengan niat yang baik, maka insyaallah para jamaah akan senantiasa dalam bimbingan dan naungan Allah Swt berbagai kendala selama ibadah insyaallah akan dihadapi dengan baik.
“Kita semua akan menghadapi ujian dalam berangkat haji, misalnya satu kamar ada yang berbeda selera. Yang satu suka AC, yang satu tidak pakai AC, misalnya. Oleh karena itu harus menata niatnya, harus melebarkan hatinya dalam menghadapi ujian ibadah haji,” ungkapnya.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢
Al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam)
Inspirasi yang bisa diambil dari ayat kedua ini adalah pentingnya untuk memperkuat syukur atas anugerah bisa pergi ke Tanah Suci. Banyak umat Islam lainnya yang mengimpi-impikan bisa pergi ke Tanah Suci untuk beribadah di Masjidil Haram dan ziarah ke makam Nabi di Masjid Nabawi.
"Bentuk bersyukurnya adalah, dengan ibadah-ibadah, dan ibadah. Perbanyak shalat, membaca Al-Qur’an berzikir dan ibadah lainnya mulai dari saat ini,” ungkapnya.
Bentuk bersyukur lainnya adalah dengan senantiasa menjaga kesehatan agar rangkaian ibadah haji dapat dilaksanakan dengan baik. Ia mengingatkan bahwa ibadah haji adalah ibadah yang memerlukan fisik kuat sehingga sisi kesehatan menjadi hal vital dalam berhaji dan menjadi perhatian serius pemerintah.
“Alhamdulillah, seluruh jamaah haji dijamin makan dalam sehari 3x .Kita harus banyak-banyak bersyukur,” ajaknya.
Baca Juga
Kisah Ulama Berhaji Tanpa ke Tanah Suci
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣
Ar-raḫmânir-raḫîm (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Dari ayat ini, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung ini mengingatkan bahwa bisa berangkat ke Tanah Suci menunjukkan sifat Rahman dan Rahim Allah swt. Sifat pengasih dan penyayang ini juga harus senantiasa ditanamkan dalam diri jamaah dalam bentuk misalnya senantiasa membantu jamaah lain dan bersikap lemah lembut.
“Kita bisa berangkat haji karena sifat rahman-rahimnya Allah SWT. Selama musim haji, kita harus berkasih sayang welas asih dengan sesama jamaah haji lainnya dari seluruh dunia,” pintanya kepada jamaah.
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤
Mâliki yaumid-dîn (Pemilik hari Pembalasan)
Ayat ini memberikan inspirasi persiapan ssetiap jamaah untuk mengingat hari kiamat saat dikumpulkan di Padang Mahsyar. Dalam ibadah haji, puncak ibadah adalah wukuf di Padang Arafah yang menjadi simbol dari berkumpulnya seluruh manusia pada hari pembalasan.
“Nanti setelah hari kiamat, kita akan dikumpulkan di Padang Masyhar. Nanti juga di Arab Saudi pada hari Arafah, Jamaah akan dikumpulkan dari berbagai penjuru dunia. Semuanya memakai baju putih,” katanya mengingatkan.
Saat Wukuf dan rangkaian selanjutnya, kekuatan fisik dan mental jamaah haji akan benar-benar diuji seperti panasnya cuaca, ramainya jamaah, dan fasilitas-fasilitas yang tentunya tidak senyaman di rumah sendiri.
“Oleh karena itu, tenaganya dihemat, untuk menuju puncak haji. Selama mengikuti rangkaian ibadah haji, ikuti petunjuk dari para petugas haji,” imbaunya.
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥
Iyyâka na‘budu wa iyyâka nasta‘în. (Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan)
Dengan perjuangan yang sangat berat dalam ibadah haji, sudah seharusnya para jamaah mengingat ayat kelima Surat Al-fatihah. Dalam ayat ini, kita diperintahkan untuk menyerahkan dan memasrahkan diri kepada Allah sekaligus memohon pertolongan-Nya.
Ayat ini juga mengingatkan agar jamaah benar-benar memaksimalkan ibadah yang hanya kepada Allah lah ibadah yang dilakukan akan diserahkan. Ibadah kepada Allah sendiri merupakan tujuan utama diciptakannya manusia ke muka bumi sehingga dalam ibadah haji, jamaah harus benar-benar pasrah kepada Allah.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦
Ihdinash-shirâthal-mustaqîm (Bimbinglah kami ke jalan yang lurus)
Ayat ini memberikan inspirasi agar para jamaah senantiasa berdoa dan berusaha untuk senantiasa mengikuti aturan-aturan yang diberikan selama ibadah haji agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk mengatur jutaan jamaah yang berhaji, berbagai aturan diberlakukan untuk menjadi panduan bagi para jamaah. Ia berharap para jamaah mematuhinya sehingga berada di jalur yang benar dan dapat beribadah dengan baik dan nyaman.
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ ٧
Shirâthalladzîna an‘amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.)
Ayat ini menjadi motivasi bagi para jamaah untuk senantiasa menjaga dan memaksimalkan nikmat bisa beribadah haji dengan baik. Jangan sampai jamaah haji tidak menjalani ibadah dengan rasa syukur sehingga mendapatkan murka dan tidak mendapatkan hasil ibadah untuk peningkatan kualitas diri.
“Marilah kita pasrahkan segalanya kepada Allah. Semoga kita selalu diberi kemudahan dan kesehatan dan menjadi haji yang mabrur dan mabrurah. Dan keluarga yang ditinggalkan sehat semua dan aman. Aamiin,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua