Daerah

Saatnya NU Mandiri Tanpa Intervensi

Jumat, 21 April 2017 | 16:29 WIB

Jombang, NU Online
Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jombang H Zulfikar Damam Ikhwanto menegaskan pentingnya memperhatikan khittah NU 1926 pada gelaran Konferensi Cabang (Konfercab) NU di kota santri itu besok (22-23/4) di Pesantren Tebuireng. Menurut dia, inti dari khittah tersebut menegaskan NU sebagai organisasi Islam bergerak pada ranah keagamaan juga sosial kemasyarakatan tanpa pengaruh pihak luar yang punya kepentingan-kepentingan terselubung.

Misalnya, kata dia, dari partai politik (parpol), pemerintah, penguasa atau pengusaha sekali pun. Menurutnya, adanya intervensi kekuatan dari salah satu pihak di atas akan berpengaruh terhadap marwah NU ke depan dan gerakan NU tidak lagi independen. 

"Saya merasakan saatnya NU harus steril dari tekanan politik atau intervensi parpol. Waktunya NU benar-benar gagah tegak berdiri, mandiri, berdikari tanpa adanya ketergantungan kepada partai, kepentingan politik, pemerintah, atau siapapun (orang asing atau pengusaha non-NU, red)," ujarnya, Kamis (20/4).

Soal keraguan akan kemandirian NU yang selama ini menjadi salah satu potensi intervensi pihak luar, saat ini harus diakhiri. Sebab ada beberapa contoh, sejarah dan peristiwa yang menunjukkan betapa kemandirian jam'iyyah NU ini dapat semakin nampak kemaslahatannya, sangat bisa dirasakan kehadirannya, juga segala aktivitasnya betul-betul hidup. 

"Kali ini saja gelaran Konfercab NU Jombang 2017 tanpa menjadi peminta-minta, tanpa sponsor perusahaan, tanpa dana APBD Jombang, tanpa bantuan Jasmas anggota DPRD terkumpul dana ratusan juta, bahkan melebihi target panitia. Masihkah ada keraguan dengan kehebatan NU?" tegasnya. "Karena sungguh jama'ah NU berjumlah sangat besar dan memiliki potensi luar biasa bila dikelola dengan baik," imbuh pria yang kerab disapa Gus Antok ini.

Dikatakan dia, ketika pengurus NU di semua level kepengurusan mampu menjaga jarak dengan intervensi politik, kepentingan pengusaha, penguasa dan pihak luar yang lain, maka marwah organisasi dan ketulusan berkhidmahnya juga sangat terasa getarannya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, umat pun merasakan jam'iyyah NU ini sangat ngopeni dan dekat dengan dirinya (umat, red). "Itulah mengapa sangatlah penting menjaga dan mengamalkan Khittah NU 1926, yang menegaskan NU sebagai jam'iyyah diniyah ijtimaiyyah (gerakan sosial keagamaan), bahwa NU tidak terikat dengan partai politik dan ormas tertentu," paparnya. (Syamsul Arifin/Abdullah Alawi)