Rektor IAIN Jember, H Babun Suharto (dua dari kiri), KH Abd. Muqit Arif, dan Gus Ghulam (ketiga dan keempat dari kiri) dalam Muhasabah Nasional dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa yang dihelat IAIN Jember di masjid setempat, Senin (4/1).
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Tidak bisa dipungkiri bahwa santri mempunyai peran penting di tengah-tengah masyarakat. Selain sebagai pembina moral, santri juga tak jarang menjadi tempat mengadu masyarakat terkait banyak hal. Eksistensi santri tak pernah basi, ia juga tak alpa memberikan kontribusi.
“Jangan lupa, peran santri juga besar dalam menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” ujar Ketua PCNU Kencong, Kabupaten Jember Jawa Timur, Kiai Zainil Ghulam saat menjadi narasumber dalam Muhasabah Nasional dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa yang dihelat IAIN Jember di masjid setempat, Senin (4/1).
Menurut Gus Ghulam, sapaan akrabnya, keterlibatan santri dalam membangun dan menjaga NKRI sudah menjadi rahasia umum meski tidak tercatat dalam kertas sejarah. Namun bagaimanapun, tekad santri tetap kokoh untuk mempertahankan NKRI sampai kapanpun.
“Sebab, mencintai tanah air adalah sebagian dari iman,” terangnya.
Alumnus University of Islamic Call, Tripoli, Libya itu lalu mengutip pesan gurunya, KH Zaini Mun’im, pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo bahwa seorang santri harus memiliki panca kesadaran, yaitu kesadaran beragama, berilmu, bermasyarakat, berbangsa, dan berorganisasi.
“Kesadaran ke-4 (kesadaran berbangsa) adalah poin penting yang perlu digarisbawahi karena memiliki keterkaitan dengan peran santri dalam menjaga asas negara Indonesia sehingga NKRI tetap berjaya,” terangnya.
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Jember, KH Abd. Muqit Arif dalam pengarahannya menekankan pentingnya segenap elemen masyarakat untuk terus menjaga eksistensi Pancasila dan UUD 1945 demi lestarinya NKRI sebagaimana harapan KH Ahmad Siddiq.
“Kita tahu bahwa Kiai Ahmad Siddiq adalah tokoh yang memelopori penerimaan Pancasila sebagai azas tunggal. Dan Indonesia harus tetap seperti ini meskipun berbeda suku dan agamanya tapi tetap bersatu dalam bingkai NKRI,” tutupnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor IAIN Jember, H Babun Suharto berharap agar segenap sivitas akademika dan mahasiswa IAIN Jember dapat mengamalkan empat hal yang sering disampaikan oleh Kiai Ahmad Siddiq, yaitu shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, membaca shalawat, dan menjaga diri dari berbuat dzalim.
“Ini perlu saya tekankan karena sebentar lagi IAIN Jember secara resmi akan berganti status menjadi UIN KHAS, yaitu Universitas Islam Negeri KH Ahmad Siddiq. Sebagai konsekuensinya kita harus mengamalkan apa yang beliau ajarkan,” jelasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua