Pringsewu, NU Online
Bersamaan dengan Upacara Hari Santri 2019 dan Kirab Jalan Sehat Sarungan tingkat Kabupaten Pringsewu, ProvinsiLampung, para santri di kabupaten berjuluk Bumi Jejama Secancanan Bersenyum Manis ini meluncurkan Program Tanam Bibit Pohon Produktif.
Ada 20.000 tanaman produktif yang akan ditanam di lahan pesantren dan warga NU saat nantinya musim hujan datang. Bibit tersebut merupakan hasil penyemaian yang dilakukan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih-Way Sekampung (BPDAS-WSS) Lampung.
"Pohon produktif ini meliputi tanaman buah-buahan seperti mangga, jambu jamaika, mangga, kelengkeng, dan berbagai jenis tanaman produktif lain," kata Ketua Hari Santri 2019 tingkat Kabupaten Pringsewu, H Munawir di sela-sela penyerahan secara simbolis bibit tersebut pada Upacara Hari Santri, Selasa (22/10).
Munawir berharap saat nanti musim hujan datang, para santri dan warga NU serempak menanam bibit yang akan didistribusikan oleh BPDAS-WSS untuk menjaga ekosistem lingkungan di lingkungan masing-masing.
"Selain menjaga dan menghijaukan lingkungan, hasil produksi dari pohon ini juga diharapkan mampu meningkatkan taraf ekonomi warga," harap Munawir.
Penyerahan simbolis tanaman produktif tersebut diberikan oleh Bupati Pringsewu, KH Sujadi kepada dua orang pengasuh pesantren di Kabupaten Pringsewu. Bibit pertama yakni pohon alpukat diberikan kepada Pengasuh Pesantren Madinatul Ilmi Pagelaran, KH Muhammad Nur Aziz. Sementara bibit kedua adalah bibit pohon buah jambu jamaika diserahkan kepada Pengasuh Pesantren Mambaul Hisan Pringsewu, KH Nasihuddin.
Kerja sama serupa juga pernah dilakukan oleh PCNU Pringsewu dengan BPDAS-WSS pada tahun lalu. Untuk tahun lalu, jenis pohon yang ditanam adalah jenis kayu yang bisa dimanfaatkan untuk penghijauan dan kayunya digunakan untuk kepentingan lainnya.
Sementara manajer penyemaian BPDAS-WSS Lampung, Slamet mengatakan bahwa pada tahun 2019 ini pihaknya telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk pengadaan bibit tanaman produktif tersebut. Ia berharap tanaman yang diberikan tersebut dapat ditanam dan selanjutnya dirawat oleh santri dan warga NU untuk menjaga ekosistem lingkungan.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin