Daerah

Sekolah Lazuardi Gabungkan Kurikulum Cambridge-Aswaja

Jumat, 25 April 2014 | 12:01 WIB

Banyuwangi, NU Online
Sebuah lembaga pendidikan baru di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yakni SD Lazuardi Tursina Global Islamic School, menggabungkan kurikulum dari Cambridge Inggris dan Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja dalam proses pembelajarannya.
<>
Direktur SD Lazuardi Tursina Banyuwangi Nunung Wiarsih dalam keterangannya di Banyuwangi, Kamis, mengatakan, kehadiran SD dari jaringan lembaga pendidikan Lazuardi yang berpusat di Jakarta ini untuk merespons kebutuhan peningkatan kualitas SDM di Banyuwangi, seiring dengan perkembangan daerah yang semakin pesat.

"Semakin banyak masyarakat kelas menengah di Banyuwangi dan para eksekutif muda bermunculan, karena ekonomi daerah makin maju sehingga dibutuhkan SD yang bisa memfasilitasi anak-anak untuk memaksimalkan potensinya," ujarnya.

Hal yang menarik, SD Lazuardi Tursina memadukan kurikulum dari University of Cambridge International Examinations (CIE) Inggris dan kurikulum berbasis Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang dirumuskan oleh para ulama Banyuwangi serta luar daerah.

Pembahasan kurikulumnya melibatkan beberapa tokoh, antara lain Ketua PCNU Banyuwangi KH Masykur Ali, Rais Syuriah PCNU Jember KH Muhyiddin Abdussomad, Ketua MUI Banyuwangi KH M Yamin LC, Ustad Muhyidin dari Ma'had Ali pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo, Ustad Guntur Al Badri, dan Direktur Aswaja Center As'ad.

"Dengan memadukan kurikulum dari Cambridge Inggris dan Aswaja, kami ingin siswa bisa berwawasan global, namun tetap membumi dengan nilai keislaman, termasuk tentu saja terkait rukun shalat dan hafalan doa-doa berpedoman pada ajaran Aswaja," ujar Nunung Wiarsih.

Sejumlah nilai Aswaja yang diinternalisasikan kepada siswa secara aktif dalam pembelajaran, antara lain tawassuth (moderat, demokratis), tawazun (seimbang dalam segala hal), ta'adlu (adil), dan tasamuh (toleransi).

Nunung mencontohkan nilai tawassuth diwujudkan dalam pembelajaran berupa diskusi di antara para siswa secara dinamis dengan saling menghargai semua pendapat.

Kemudian nilai tawazun diimplementasikan lewat pembelajaran yang mendorong siswa bersikap mandiri, sehat, jujur, berilmu, berakhlak, dan bertanggung jawab.

"Intinya dengan nilai tawazun Aswaja, kami ingin siswa bisa seimbang dalam segala hal. Sehat jasmani, rohani, berilmu tinggi, dan berakhlak mulia," jelasnya.

Adapun nilai ta'adlu diwujudkan dengan mendidik siswa agar tidak mendapat sesuatu yang bukan haknya. "Nilai-nilai tasamuh juga akan diinternalisasikan di siswa agar mereka tumbuh menjadi insan yang toleran, menghargai sesama dan ringan tangan dalam menolong," tambahnya.

Secara umum, kata Nunung, kaidah Aswaja Al-muhafadzatu ala al-qadimis shalih wal akhdzu bi al-jadiidil ashlah benar-benar diterapkan. Kaidah tersebut berarti menjaga tradisi lama sembari mengadopsi perkembangan ilmu baru untuk meningkatkan kualitas kehidupan.

"Nilai-nilai Aswaja ini akan menuntun siswa menjadi pribadi yang utuh dan siap menghadapi tantangan global," jelasnya.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banyuwangi KH Masykur Ali berharap kehadiran sekolah internasional dan Islami SD Lazuardi Tursina bisa meningkatkan kualitas generasi muda yang tidak hanya cerdas intelektualnya, namun juga keagamaannya.

"Jika berhasil diterapkan dengan baik, kurikulum ini dapat menjadi model bagi pengembangan pendidikan di sekolah-sekolah Islam lainnya," katanya. (antara/mukafi niam)