Daerah

Spirit Resolusi Jihad Tanamkan Semangat Kemandirian

NU Online  ·  Ahad, 16 November 2025 | 20:00 WIB

Spirit Resolusi Jihad Tanamkan Semangat Kemandirian

Ketua PCNU Kabupaten Cirebon KH Aziz Hakim Syaerozi di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025). (Foto: NU Online/Joko Susanto)

Cirebon, NU Online

 

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon menggelar puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 pada Sabtu malam, (15/11/2025) bertempat di Alun-alun Terminal Weru.

 

Acara bertema “Bersama Santri, Cirebon Hebat Membangun Negeri” ini menjadi momentum besar yang dirayakan dengan penuh kebersamaan oleh seluruh warga NU, Badan Otonom (Banom), lembaga, serta santri dari berbagai wilayah.

 

Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Aziz Hakim Syaerozie menegaskan bahwa peringatan Hari Santri Nasional (HSN) bukan sekadar agenda seremonial tahunan, melainkan momentum penting untuk mengambil pelajaran berharga bagi para santri dan masyarakat.

 

Dalam sambutannya, Kiai Aziz mengingatkan bahwa ada dua hikmah besar yang harus dipahami dari peringatan HSN. Pertama, sejarah penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri tidak terlepas dari semangat para ulama dalam menjaga kemerdekaan yang telah diproklamasikan sehingga melahirkan Resolusi Jihad.

 

“Pelajaran dari Resolusi Jihad adalah semangat mandiri yang tidak bergantung pada pihak lain. Kita sebagai penerus bangsa harus menjaga kemerdekaan dengan kekokohan dan tanggung jawab,” ujarnya tegas.

 

Kedua, Kiai Aziz menekankan bahwa santri identik dengan akhlakul karimah. Ia menyebut bahwa pesantren sebagai rumah para santri telah dikenal luas sebagai pusat pendidikan moral dan karakter.

 

“Selain cakap dalam ilmu pengetahuan, santri harus kita didik dengan akhlakul karimah. Jika bangsa ini dipimpin dan dihuni oleh orang-orang berilmu dan berakhlak mulia, maka kesejahteraan akan lebih mudah dicapai,” jelasnya.

 

Pada kesempatan itu, Pengasuh Pondok Pedantren Assalafie Babakan Ciwaringin tersebut menyampaikan, puncak HSN malam itu merupakan rangkaian penutup dari berbagai kegiatan yang telah berlangsung sejak 22 Oktober. Seluruh keluarga besar NU dari berbagai tingkatan turut serta memeriahkan peringatan tahun ini.

 

“Malam ini adalah puncak dari semua rangkaian yang telah digelar oleh MWC, banom, lembaga, dan masyarakat NU,” katanya.

 

Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada pihak-pihak yang mendukung penyelenggaraan HSN 2025, termasuk Pemerintah Kabupaten Cirebon. KH Aziz Hakim secara khusus menyoroti salah satu ikon kegiatan HSN tahun ini, yakni. MWC Bersholawat yang dilaksanakan hampir oleh 40 MWC se-Kabupaten Cirebon.

 

 

Kiai menutup sambutannya dengan ajakan untuk terus menjaga nilai perjuangan, semangat santri, dan akhlak mulia sebagai fondasi membangun negeri.

 

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Cirebon H Imron Rosyadi menegaskan bahwa keberadaan santri dan ulama merupakan fondasi penting dalam perjuangan bangsa sejak masa kemerdekaan hingga hari ini.

 

Dalam sambutannya, Bupati Imron menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para ulama dan santri yang telah mengabdikan hidupnya bagi bangsa Indonesia.

 

“Santri dan alim ulama adalah sosok yang terus berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, sehingga kita bisa hadir bersama malam ini. Kita harus berterima kasih atas kiprah mereka yang membuat kita dapat menikmati kemerdekaan dengan nyaman,” ujarnya.

 

Ia menegaskan bahwa peran santri dan kiai tidak boleh berhenti pada sejarah masa lalu, melainkan harus diteruskan untuk membangun masa depan Cirebon dan Indonesia.

 

Menurutnya, cita-cita besar Presiden Prabowo Subianto tentang Indonesia Emas 2045 hanya dapat terwujud jika seluruh lapisan masyarakat, termasuk santri dan ulama, ikut berperan aktif.

 

“Kita berharap generasi yang hidup sekarang bisa makmur. Itu hanya mungkin jika ada peran nyata dari ulama dan santri,” imbuhnya.

 

Bupati Imron kemudian menjelaskan empat faktor penting yang menjadi pilar kehidupan masyarakat yang ideal. Pertama, keberadaan ulama yang mampu memberi arahan dan ketenangan hidup. Kedua, para dermawan atau aghniya yang membantu sesama. Ketiga, kelompok fakir miskin yang harus diperhatikan dan diberdayakan. Keempat, sosok pemimpin yang adil.

 

“Empat faktor ini semoga terwujud dalam kehidupan kita,” katanya.

 

Ia menutup pesannya dengan harapan agar sinergi antara pemerintah, ulama, santri, dan seluruh elemen masyarakat terus menguat demi mewujudkan Cirebon yang lebih maju, sejahtera, dan berakhlak.

 

Sementara itu, Ketua Pelaksana HSN 2025 Mujahidin Filhaqq menyampaikan bahwa peringatan tahun ini berjalan sangat istimewa karena semangat luar biasa dari warga Nahdlatul Ulama se-Kabupaten Cirebon.

 

“Walaupun HSN jatuh pada 22 Oktober, antusiasme warga NU membuat rangkaian acara terus hidup hingga malam puncaknya hari ini,” ujar sosok yang akrab disapa Kang Jahid itu.

 

Ia menjelaskan bahwa perayaan tidak hanya terpusat pada malam puncak. Sejak sebelum 22 Oktober, Pengurus NU tingkat Kecamatan atau Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Kabupaten Cirebon telah menggelar berbagai kegiatan untuk memeriahkan HSN 2025. Mulai dari khatmil Quran, pengajian, majelis taklim, hingga seminar yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga di bawah PCNU.

 

“Semua bergerak mengistimewakan Hari Santri. Ini yang membuat HSN 2025 terasa sangat spesial,” tuturnya.

 

Kang Jahid menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung terlaksananya acara, termasuk Pemerintah Kabupaten Cirebon, Kemenag, serta berbagai dinas. Ia juga menyoroti peran besar Muslimat NU dan Fatayat NU yang turut menghidupkan rangkaian acara dari awal hingga puncaknya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang