Tongkat Cahaya dari Bangkalan: Puisi Zawawi Imron untuk Syaikhona Kholil
Ahad, 13 April 2025 | 19:30 WIB
Bangkalan, NU Online
Budayawan asal Madura KH D Zawawi Imron, menyampaikan bahwa istilah hubbul wathan minal iman yang sering dinyanyikan dalam kegiatan ke-NU-an terdapat dalam kitab tulisan Syaikhona Kholil Bangkalan, salah satu guru KH Abdul Wahab Chasbullah.
Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Seminar Memorial 1 Abad Syaikhona Muhammad Kholil, Jumat (11/4/2025) sebagaimana diberitakan NU Online Jawa Timur.
"Jadi, cinta Tanah Air sebagian dari iman itu sumbernya dari Bangkalan, yakni Syaikhona Kholil," ujar Kiai Zawawi Imron, dalam acara yang dipusatkan di kompleks maqbarah Syaikhona Muhammad Kholil, Martajasah, Bangkalan itu.
Baca Juga
Puisi-Puisi D Zawawi Imron
Ia mengatakan, Kiai Wahab Chasbullah pun menggembar-gemborkan istilah hubbul wathon minal iman. Disebutkan, santri Syaikhona Kholil itu ada tujuh orang yang menjadi Pahlawan Nasional. Ketujuh santri tersebut adalah Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, KH Wahid Hasyim, KH Maskur, KH Abdul Halim, KH Zainul Arifin, dan KH As'ad Syamsul Arifin.
"Sebentar lagi yang akan dianugerahi sebagai pahlawan nasional yakni KH Yusuf Hakim. Kalau santrinya saja jadi pahlawan nasional, masak gurunya tidak jadi pahlawan nasional," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Kiai Zamawi Imron juga membacakan sebuah puisi.
Berikut ini petikan puisi lengkapnya:
Bismillah,
Tentang sebuah tongkat yang dikirimkan Syaikhona Kholil Bangkalan lewat Kiai As'ad Syamsul Arifin kepada Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari.
Tongkat yang menyimpan amanah dan makna.
Tongkat yang akan menjadi tanda pada zaman kegelapan gulita di bumi Nusantara
Membutuhkan gerak dan kebangkitan bahwa umat serta rakyat memerlukan cahaya yang disuluhkan para ulama.
Suluh peradaban, keadilan, dan keberanian.
Lalu, tongkat Syaikhona Kholil menandakan kebangkitan para ulama.
Maka pada tahun 1926 berdirilah Jamiyah Nahdlatul Ulama.
Memancarkan cahaya Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) di bumi Nusantara Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda datang lagi untuk menjajah dan mengkocar-kacirkan perjuangan kemerdekaan.
Tongkat Syaikhona Kholil Bangkalan berdiri tegak kembali menjelma fatwa resolusi jihad yang dicanangkan oleh KH Hasyim Asy'ari.
Mengangkat senjata mengusir penjajah adalah wajib hukumnya.
Saat ini semuanya merenungkan kembali 100 tahun Syaikhona Kholil Bangkalan.
Sujudkan dahi ke bumi dan sujudkan hati kepada ilahi.
Kita kenang jasad Syaikhona Kholil dan semua pahlawan yang namanya harum karena berjasa terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.
Kenapa Syaikhona Kholil mencanangkan cinta Tanah Air sebagian dari iman.
Karena kita semua minum air Indonesia menjadi darah kita.
Hidup di bumi Indonesia.
Puisi yang sama juga pernah dibacakan KH D Zawawi Imron menjelang peringatan 1 Abad NU di Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Demangan, Bangkalan.
Terpopuler
1
Temui Menkum, KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029
2
Jadwal Lengkap Perjalanan Haji 2025, Jamaah Mulai Berangkat 2 Mei
3
AS Kritik Aturan Sertifikasi Halal di Indonesia, Gus Yahya: Kami Punya Kepentingan Lindungi Masyarakat
4
Beasiswa Garuda Buka Kuliah Gratis di Luar Negeri Jenjang S1, Berikut Persyaratan dan Jadwalnya
5
Paus Fransiskus Meninggal Dunia dalam Usia 88 Tahun
6
Presiden Prabowo Dijadwalkan Lepas Pemberangkatan Jamaah Haji Gelombang Pertama
Terkini
Lihat Semua