Nasional

Puisi D Zawawi Imron untuk Palestina: Mengharap Dunia Tanpa Perang

Rabu, 3 Januari 2024 | 14:00 WIB

Puisi D Zawawi Imron untuk Palestina: Mengharap Dunia Tanpa Perang

Penyair asal Madura, D Zawawi Imron saat membacakan puisi dalam acara bertajuk Untaian Doa dan Puisi untuk Palestina di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan, Selasa (2/1/2024) malam. (Foto: tangkapan layar Youtube Kemenag RI)

Jakarta, NU Online

Penyair asal Sumenep Madura, D Zawawi Imron, hadir dalam rangkaian Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 Kemenag yang dikemas melalui acara bertajuk Untaian Doa dan Puisi untuk Palestina di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan, Selasa (2/1/2024) malam.


Penyair berjuluk Celurit Emas itu membacakan sajak tentang Mengharap Dunia Tanpa Perang diiringi dengan irama dan nada racikan Sastro Adi dan NU Quartet.


Dalam karyanya, Zawawi mengeksplorasi sisi gelap manusia yang dapat menghadirkan kebinatangan. Ia mengingatkan bahwa hati yang tidak dijaga akan menjadi liar, seperti binatang buas yang saling terkam dan bunuh.


Puisi Zawawi juga mencoba merenungkan perang, menggambarkan penderitaan dan kehilangan yang diakibatkan oleh kebrutalan manusia. Dengan mendalam, ia menyoroti konflik di Gaza, Palestina, di mana kebuasan menjadi lautan api.


Di akhir pembacaan puisi, Zawawi Imron mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu dan menyuarakan perdamaian. Ia mengecam kezaliman dan kebuasan, sambil mengirimkan kasih sayang kepada semua korban. Puisinya menjadi seruan agar dunia bersatu melawan perang, menghentikan kezaliman, dan mengembalikan tenteram di bawah kasih sayang Tuhan. 


Berikut puisi D Zawawi Imron untuk Palestina:

Allah mencipta manusia dengan cinta dan kasih sayang
Allah menghampar bumi
Sebagai ladang kasih sayang 
Allah melengkungkan langit
Sebagai payung kasih sayang Allah menciptakan lautan sebagai kolam kasi sayang
Maka nikmat yang manakah yang hendak engkau dustakan?


Kita merenung dengan jiwa yang bening
Dalam diri kita ada sekepal daging
Jika baik sekepal daging
Seluruh jasad akan tampil baik
Jika buruk sekepal daging
Seluruh tubuh akan buruk
Ketahuilah
Sekepal daging itu adalah Kalbu
Kalbu kalbu kalbu
Jika tidak kujaga kalbuku
la akan liar,
Seperti ular, seperti musang, seperti serigala,
seperti buaya yang ganad
Seperti macan yang buas


Yang suka memangsa, saling terkam, saling cakar, saling bunuh 
Hidup adalah permusuhan
Aku akan bertanya
Apakah kita ini manusia tau binatang?
Apakah kita yang manusia
Mau buas seperti binatang?
Kita ini milik Allah
Dan kepada Allah kita pulang kembali
Pulang kepada Allah sebagai binatang buas
Atau sebagai Hamba Allah yang Mulia, santun dan berjiwa mutiara?
Kepada Allah kita kembali
Ampunan Allah kita harapkan


Hati yang bersih
Seujung rambut pun tak punya benci kepada sesama Hati yang di dalamnya ada Allah
Akan tumbuh kasih sayang
Akan menaburkan cinta sesama Kemana saja caya mentari ngusapkan tangan
Kita hiasi setiap pertemuan dengan senyuman Dunia akan damal, rukun teduh laksana sorga Bayi bayi akan teduh di pangkuan lengan ibunya Pak tani akan menembang sambil mengayun cangkulnya
Perahu nelayan main akrobat di pundak ombak Asap dari cerobong pabrik akan mengepul menuliskan nama Allah di udara
Inilah kehidupan damai
Karena semesta hati tenang dan teduh
Rumput, debu, kerikil, daunan, awan dan gelombang laut semua bersujud kapada Allah


Tapi kenapa ada perang
Senapan dan mitraliur meledak di garis tempur? Peluru bisa dikendali, tapi hati yang buas tak terkendali 
Bom-bom jatuh tanda punahnya kasih sayang Korban korban berjatuhan


Tubuh tercabik ditembus peluru, kepala hancur dan daging hancur Anak-anak tak berdosa kehilangan ayah bundanya 
Ya, Allah, kepada siapa mereka akan memanggil ayah 
Bunda juga sudah almarhum, tak ada lagi belaian kasih sayang.
Ini terjadi di mana-mana 
Akibat kebuasan dan kebinatangan Yang bernama Perang.


Perang, perang, perang, dar der dor, tum, tum, tum Keadaan penuh kekhawatiran, ketakutan,
 Maut mengintai nyawa manusia tidak berharga Ini terjadi di mana ada perang 
Dan sekarang kebuasan terjadi di Gaza Palestina menjadi lautan api, api, api, dar der dor, tolong, tolong, ibu, ibu, ayah. 
Inilah hidup tanpa kasih sayang 
Masya Allah Palestina 
Astaghfirullah Palestina.


Kita yang jauh dari Palestina kesatuan 
Di mana ada kezaliman
Bersyukur kini hidup di negeri tanpa perang 
Tapi kita tak cukup dengan diam 
Seluruh manusia adalah ummat satu
Kita ikut sedih dan jiwa ikut terluka 
Kepada semua korban kebuasan 
Kita kirimkan kasih sayang 
Agar mereka terlepas dari derita berkepanjangan Sambil kita kampanyekan 
Dunia hidup tanpa perang 
Dunia bebaskan dari kebuasan dan kezaliman Dunia kembalikan tenteram
Di bawah kasih sayang Tuhan