Namun, ada sebagian orang yang berharap meninggal di tempat yang paling istimewa, bahkan di hari yang menurutnya istimewa. Namun, namanya doa, tak lantas terkabul sesuai kenyataan. KH Maimoen Zubair adalah pengecualian. Ia ingin meninggal di Tanah Suci makkah dan sedang melaksanakan ibadah haji. Terpenuhi sudah doanya itu.
Berikut ini ada beberapa tokoh NU yang meninggal di Tanah Suci yang berhasil dihimpun NU Online. Sangat mungkin ada kiai lain yang tidak tercatat.
1. KH Abdul Karim Hasyim (putra Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, tahun 1972)
Ketika diangkat manjadi menteri agama, Kiai Wahid semakin sibuk sehingga kepemimpinan pesantren Tebuireng manjadi kosong sehingga keluarga besar Bani Hasyim memilih Kiai Karim sebagai penggantinya.
Pada tahun 1972, Kiai Karim menunaikan ibadah haji bersama Kiai Idris Kamali. Saat menjalankan rukun Islam kelima itu, Kiai Karim menderita sakit yang diakibatkan oleh perubahan cuaca. Setelah beberapa hari dirawat, Kiai Karim meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan di Makkah.
2. H Subchan ZE (Ketua Empat PBNU, tahun 1973)
Tahun 1966 Subchan diangkat sebagai Wakil Ketua MPRS. Saat menjabat itu, Soeharto dikukuhkan sebagai Presiden oleh tahun 1968. Namun, Subchan kemudian menjadi salah seorang pengkritik paling tajam terhadap kebijakan-kebijakan presiden yang berkuasa selama 32 tahun itu. Salah satu kritik yang dilontarkannya adalah ketika pemerintah menunda-nunda pemilu.
3. KH Ahmad Syuja’i Ciharashas (tokoh NU Cianjur, tahun 1983)
Menurut santri mama Ciharashas, KH Abdul Aziz Hidayatullah, pada buku Riwayat Hidup KH Muhammad Syuja’i (Mama Ciharashas) bin Haji Ghojali Singapraja, Mama Ciharashas dianjurkan masuk dan aktif di NU oleh KH Mansur Jembatan Lima, Jakarta (Guru Mansur). Bahkan Guru Mansur menganjurkan harus punya KARTANO (sekarang Kartanu).
Begitu pula setelah Mama Ciharashas mendirikan Pesantren Asy-Syuja’i, banyak dukungan dari masyayikh agar menjadi pengurus Nahdlatul Ulama. Anjuran itu didukung Habib Muhammad Al-Haddad, Tegal, Jawa Tengah, Habib Syekh bin Salim Al-Attas, Sukabumi, dan Al-Habib Utsman Al-Idrus, Bandung.
Kemudian Mama Ciharashas diangkat sebagai Wakil Rais Syuriah PWNU Provinsi Jawa Barat, hingga akhir hayatnya 28 Agustus 1983 M. Ia meninggal dan dimakamkan di Tanah Suci Makkah saat menunaikan ibadah haji tahun itu.
Kiai yang akrab disapa Mbah Moen ini tutup usia di Tanah Suci Makkah saat melaksanakan ibadah haji pada usia 91 tahun. Menurut riwayat mutawatir, ia kerap meminta didoakan agar Allah memanggilnya di hari Selasa pada saat menjalankan ibadah haji. Dan, doanya itu telah terkabulkan.
KH Saifuddin Zuhri dalam sebuah artikelnya yang dikumpulkan dalam Secercah Dakwah mengatakan, para pejuang (NU) angkatan sebelumnya, telah merintis jalan dan berbuat, mereka memperoleh pahalanya. Tetapi segi-segi kekurangannya harus berani diakui meskipun pahit untuk disempurnakan bagi taraf-taraf perjuangan seterusnya. (Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua