Internasional

Krisis Bahan Bakar Ancam Operasional Satu-Satunya Stasiun Oksigen di Gaza

Kamis, 13 Juni 2024 | 12:06 WIB

Krisis Bahan Bakar Ancam Operasional Satu-Satunya Stasiun Oksigen di Gaza

Bendera Palestina (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online
Situasi di Gaza semakin kritis dengan krisis bahan bakar yang mengancam operasional rumah sakit dan layanan kesehatan vital lainnya.

 
Otoritas kesehatan setempat mengatakan rumah sakit, pusat kesehatan, dan satu-satunya stasiun oksigen di Jalur Gaza, Palestina terancam menghentikan operasionalnya akibat kekurangan bahan bakar. Krisis ini terjadi di tengah agresi Israel yang terus berlanjut, yang mengakibatkan penutupan semua penyeberangan perbatasan Gaza.
 

Penghentian operasi rumah sakit dan pusat kesehatan dapat mengakibatkan risiko kematian bagi puluhan pasien dan terluka.
 

Kondisi ini diperburuk oleh kurangnya bahan bakar diesel yang sangat diperlukan untuk mengoperasikan generator di stasiun oksigen dan ruang penyimpanan obat-obatan.
 

“Jika operasi dihentikan, puluhan nyawa pasien yang sakit dan terluka akan berada dalam risiko besar,” tulis WAFA dalam laporannya, Rabu (12/6/2024).
 

Agresi Israel yang terus berlanjut telah menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur Gaza, termasuk fasilitas kesehatan. Serangan udara, darat, dan laut yang dilaporkan terjadi di sebagian besar Jalur Gaza telah menyebabkan lebih banyak korban sipil, pengungsian massal, dan kehancuran rumah serta infrastruktur sipil lainnya.
 

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) mengatakan operasi militer Israel di Gaza mempersulit kemampuan mereka untuk mendistribusikan bantuan di sebagian besar Gaza.
 

Pada Senin (10/6/2024), meningkatnya permusuhan dan operasi militer di Rafah memaksa sekitar satu juta orang mengungsi, memperdalam krisis kemanusiaan dan secara signifikan mengganggu stabilitas aliran bantuan kemanusiaan.
 

Sementara itu, sebanyak 1.000 truk bantuan masih tertahan di perlintasan Kerem Shalom, sisi Gaza. Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) Kementerian Pertahanan Israel melaporkan bahwa 197 truk bantuan telah dipindahkan ke Gaza. Truk-truk tersebut dikirim melalui Mesir, pelabuhan Ashdod, dan Israel.
 

“193 truk bantuan dipindahkan ke Gaza. Truk-truk bantuan dikirim melalui Mesir, pelabuhan Ashdod, dan Israel,”  tulis COGAT dalam laman resminya.
 

Namun, ribuan truk lainnya yang membawa bantuan vital masih tertahan di perlintasan Kerem Shalom, sisi Gaza.
 

“Saat ini, 1.000 truk menunggu di sisi Gaza dari Kerem Shalom untuk diambil oleh agen bantuan PBB," tulisnya.
 

Sebagai informasi, laporan dari Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) menyebutkan jumlah korban tewas Palestina telah mencapai lebih dari 37 ribu jiwa, sementara 89 ribu lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang terus berlangsung.
 

Israel dilaporkan telah membunuh sedikitnya 37.616 warga Palestina. Dari jumlah tersebut, 37.084 korban jiwa berada di Jalur Gaza, sementara 532 korban jiwa tercatat di Tepi Barat.
 

Korban anak-anak mencapai angka yang mengerikan, yaitu 15.162 jiwa, dan 10.018 wanita tewas dalam serangan Israel. Selain itu, lebih dari 7.000 warga Palestina dilaporkan hilang.
 

Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation