Skuter Elektrik, Pilihan Nyaman untuk Thawaf dan Sa’i
Selasa, 28 Juni 2022 | 12:15 WIB
Achmad Mukafi Niam
Penulis
Makkah, NU Online
Dalam satu kesempatan, Nabi Muhammad pernah thawaf dengan mengendarai unta. Ini menunjukkan bahwa ada banyak pilihan untuk melakukan thawaf atau mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Tidak harus berjalan kaki, dengan merujuk apa yang dilakukan oleh Rasulullah thawaf dengan skuter pun boleh.
Salah satu pilihan nyaman menjalani thawaf adalah dengan mengendarai suker elektrik yang tersedia di lantai 3 Masjidil Haram yang bisa disewa selama 2 jam dengan tarif 57,5 riyal untuk thawaf sendirian. Jika dikendarai berdua, tarifnya 115 riyal. Terdapat pula layanan paket thawaf dan sa’i. Jika sendirian tarif dipatok 115 riyal dan untuk berdua seharga 230 riyal.
Salah seorang karyawan penjaga skuter, Bandar (38) mengizinkan tim MCH untuk mencoba skuter tersebut. Ternyata sangat mudah mengoperasikannya, ada stang di kiri dan kanan. Jika ingin maju, tinggal menekan stangnya, otomatis skuter akan bergerak ke depan. Bagi yang tidak bisa mengendarai sepeda, tidak perlu khawatir karena ada empat roda yang menopang kendaraan tersebut. Jika ingin berhenti, maka tinggal melepaskan stangnya, otomatis kendaraan berwarna hijau ini akan berhenti sendiri. Skuter ini mirip bom-bom car di Indonesia.
Jika ingin bergerak mundur, tinggal menekan stang di sebelah kiri, maka kendaraan akan bergerak ke belakang. Penumpang juga dapat mengatur kecepatan skuter bikinan Korea ini dengan cara memencet tombol bergambar kelinci di dashboard, jika ingin lebih lambat tinggal pencet tombol bergambar kura-kura. Gampang sekali. Juga tidak ada suara berisik dari mesin karena menggunakan motor listrik.
Untuk satu putaran thawaf dengan kecepatan sedang, dibutuhkan waktu 7 menit. Di perkirakan lingkaran memutar di lantai 3 Masjidil Haram sepanjang 1 kilometer. Maka, untuk menyempurnakan thawaf, diperlukan waktu 50 menit.
Terdapat deretan panjang skuter yang diparkir dan siap digunakan jamaah. Bandar mengatakan, masa ramainya penyewa menjelang Shalat Maghrib sampai dengan Isya. Waktu tersebut memang saat yang paling ramai di Masjidil Haram karena suhu udara yang lebih bersahabat. Selain skuter yang dipajang, ada lebih banyak lagi yang ditaruh di gudang. Ia tidak dapat menghitung secara pasti total skuternya, namun menurutnya lebih dari 500 buah.
Yanti, salah satu jamaah haji Indonesia asal Padang yang menyewa skuter listrik mengatakan, ia mencoba menggunakan skuter ini karena terinspirasi oleh konten Youtube yang menampilkan skuter ini. “Ingin mencoba saja untuk jadi kenangan… Kan suka dilihatin di Youtube,” katanya didampingi suaminya.
Terdapat dua jenis skuter, yang digunakan untuk satu orang dan yang bisa digunakan secara boncengan. Untuk yang bisa digunakan berdua, joknya tidak terlalu lebar, tetapi cukup untuk diduduki dengan nyaman bagi orang dewasa ukuran normal orang Indonesia. Enaknya, selain tidak bikin capek, bisa sambil membaca doa-doa thawaf di buku sebagaimana dilakukan oleh sejumlah jamaah.
Ongkos jasa dorong kursi roda
Skuter listrik lebih murah dibandingkan dengan jasa dorong kursi roda. Untuk thawaf, jasa dorong antara 100-120 riyal sedangkan dengan skuter listrik, tarifnya hanya 57,5 riyal. Tarif 115 sudah bisa digunakan untuk thawaf berdua. Untuk paket thawaf dan sa’i, para pendorong membanderol harga 175-200 riyal sedangkan untuk skuter listrik, hanya dikenakan 115 riyal.
Sayangnya, akses menuju lantai 3 Masjidil Haram tidaklah mudah, khususnya bagi penyandang disabilitas yang memerlukan layanan bantuan untuk menjalankan ibadah thawaf dan sa’i. Memang terdapat akses untuk kelompok difabel, namun mereka harus memutar dan menaiki jalan khusus. Dari pantauan yang dilakukan tim MCH pada Senin (27/06/2022) menjelang shalat Dhuhur, yang menggunakan jasa skuter adalah orang-orang yang secara fisik sehat.
Sementara itu, pengguna layanan kursi dorong paling banyak terlihat di area sa’i di lantai 1 Masjidil Haram. Deretan penyedia kursi roda dengan seragam putih hijau tampak menonjol dan mudah ditemui. Rata-rata penyewa memang orang yang memiliki keterbatasan fisik, seperti usia lanjut atau penyandang disabilitas.
Tak banyak orang yang menempati lantai 3 untuk beribadah. Area tersebut saat ini sedang dalam renovasi, sekalipun sebagian tempat masih dapat digunakan untuk ibadah. Para pekerja konstruksi terlihat sibuk mengerjakan sesuatu. Debu tipis menempel di kaki saat berjalan. Para pekerja pun menggunakan sepatu.
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua