Internasional

Tantangan Puasa Ramadhan Musim Semi di Rusia

Rabu, 5 Maret 2025 | 17:45 WIB

Tantangan Puasa Ramadhan Musim Semi di Rusia

Ilustrasi. (Foto: Russia Beyond)

Jakarta, NU Online

Sebagai negara dengan minoritas muslim terbesar di Eropa dengan sekitar 20 juta dari total penduduk, Rusia menjalankan awal ibadah Ramadhan pada 1 Maret 2025. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Federasi Rusia dan Eropa Utara (FREU), Amy Maulana.


Bersamaan dengan musim semi, Ramadhan di Rusia dilaksanakan dengan durasi yang tidak jauh beda dengan di Indonesia. Namun aktivitas pekerjaan dan perkuliahan berjalan dengan normal dan tidak berbeda dengan bulan yang lain.


“Disini bulan puasa mengikuti musim, dan sekarang saatnya musim semi. Segala aktivitas pagi hingga sore berjalan dengan normal, namun ketika menjelang berbuka, ada beberapa masjid yang menyediakan bukber gratis bersama mahasiswa muslim dari negara lain,” ujar Amy, kandidat Phd Philosophy ethics and religious study di Volgograd State University Rusia.


Organisasi keagamaan mahasiswa muslim Rusia yang terbentuk pada komunitas Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII). Komunitas itu mengadakan acara buka dan shalat tarawih Bersama di mushola Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Selain itu, menu khas Indonesia sering disajikan pada saat momen itu.


“Di Moskow, mahasiswa Indonesia menggelar buka bersama dan mengikuti acara pengajian walaupun online. Tidak sulit mencari makanan halal di Rusia karena sudah ada restoran milik migran Timur Tengah yang menjual menu halal. Ada juga HPII mengadakan kegiatan buka dan shalat tarawih di KBRI. Kita banyak menjumpai masakan khas Indonesia, seperti rendang, nasi uduk, baik pada saat buka maupun selepas shalat idul fitri,” jelasnya.


Umat muslim Rusia melangsungkan shalat tarawih sebanyak 23 rakaat dengan mengikuti mazhab Hanafi. Shalat dilaksanakan di beberapa masjid tertentu sesuai dengan waktu operasionalnya.


“Kita melaksanakan tarawih di masjid dan biasanya ada penyediaan buka Bersama juga. Namun beberapa masjid menentukan waktu khusus jam buka dan tutupnya. Jadi tidak bisa sewaktu-waktu kesana,” tuturnya yang juga alumni S2 Universitas Widya Kusuma Surabaya.


Amy berpendapat bahwa tantangan berpuasa di Rusia menjadi pahala tersendiri bagi umat Islam yang tetap semangat menjalani ibadah, meski berada di musim yang berbeda.


Melaksanakan ibadah Ramadhan di Rusia memang berbeda dengan di Indonesia dalam setiap kondisinya. Namun ini merupakan challenge bagi umat muslim di sini karena justru tantangan ini menjadi pahala tersendiri dan lebih survive menjalani ibadah puasa di negeri minoritas Islam,” tambahnya.