Internasional

UNICEF Ungkap Israel Blokir Bantuan Vaksinasi untuk Anak-Anak Gaza

NU Online  ·  Jumat, 14 November 2025 | 11:00 WIB

UNICEF Ungkap Israel Blokir Bantuan Vaksinasi untuk Anak-Anak Gaza

Gambar hanya sebagai ilustrasi. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online

Juru Bicara UNICEF Ricardo Pires mengungkapkan bahwa Israel memblokir masuknya bantuan penting ke Gaza, termasuk jarum suntik untuk memvaksinasi anak-anak hingga botol susu bayi.


Pires mengatakan bahwa pihaknya menghadapi tantangan serius saat mengirimkan 1,6 juta jarum suntik dan lemari es bertenaga surya untuk menyimpan botol vaksin. Kata Pires, jarum suntik tersebut telah menunggu proses bea cukai sejak Agustus 2025.


"Baik jarum suntik maupun lemari es dianggap sebagai barang multifungsi oleh Israel, dan barang-barang ini sangat sulit kami dapatkan melalui proses perizinan dan inspeksi, padahal barang-barang ini sangat mendesak," ungkanya sebagaimana dikutip NU Online dari Reuters, Jumat (14/11/2025).


Sebutan multifungsi itu, kata Pires, mengacu pada barang-barang yang dianggap Israel memiliki kemungkinan untuk digunakan secara militer maupun sipil.


Sementara itu, COGAT (Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah), militer Israel yang mengawasi aliran bantuan ke Gaza, membantah bahwa pihaknya tidak mencegah masuknya jarum suntik atau peralatan terkait pendingin.


"Ratusan truk yang membawa makanan, air, bahan bakar, gas, obat-obatan, peralatan medis, tenda, dan perlengkapan tempat tinggal memasuki Jalur Gaza setiap hari," ujarnya.


Terkait barang-barang multifungsi, COGAT mengaku bahwa mereka sangat berhati-hati untuk memastikan Hamas tidak mengeksploitasi bantuan tersebut untuk pengembangan militernya sendiri.


Selain itu, COGAT menyatakan bahwa mereka menawarkan solusi alternatif kepada organisasi internasional untuk masuknya bantuan yang dibutuhkan, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.


Anadolu pada Selasa (11/11/2025) melaporkan bahwa Juru Bicara UNICEF Ricardo Pires mengatakan, sebanyak 2.400 anak di Gaza telah menerima berbagai vaksin pada hari pertama kampanye imunisasi, gizi, dan kesehatan.


Pires mengatakan bahwa hal tersebut bertujuan melindungi anak-anak yang terlewat dari vaksin rutin selama dua tahun perang Israel.


“Kami telah mengadakan satu juta dosis vaksin dan berhasil membawanya masuk ke Gaza untuk melindungi anak-anak dari penyakit mematikan yang dapat dicegah seperti polio, campak, dan pneumonia,” kata Pires kepada para jurnalis di Jenewa.


Kampanye tersebut mencakup pemeriksaan gizi dan pengobatan bagi anak-anak yang mengalami malnutrisi, serta dijalankan melalui 149 fasilitas kesehatan dan 10 unit keliling, dengan dukungan lebih dari 450 tenaga kesehatan terlatih.


Kampanye yang dilaksanakan bersama WHO dan mitra lainnya ini menargetkan lebih dari 40.000 anak di bawah usia tiga tahun dan akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama sedang berlangsung, yang dilakukan pada tanggal 9-18 November. Sedangkan dua tahap lanjutan direncanakan pada Desember dan Januari.


Pires menekankan bahwa Gaza sebelumnya memiliki cakupan imunisasi sebesar 98 persen dengan 55 lokasi vaksinasi, namun cakupan tersebut kini turun di bawah 70 persen dengan 31 fasilitas vaksinasi hancur atau rusak.


Ia menyebut upaya saat ini sebagai langkah pertama untuk memulihkan tingkat vaksinasi sebelum membangun kembali sistem kesehatan Gaza yang rusak seraya memperingatkan bahwa hal ini memerlukan dukungan donor yang penting dan mendesak.


Pires menyebut kampanye ini sebagai berita baik, karena sejauh ini belum ada insiden keamanan yang mengganggu kampanye tersebut. Meski begitu, ia mencatat bahwa keberhasilannya bergantung pada gencatan senjata yang berkelanjutan serta perlindungan bagi pekerja kemanusiaan dan keluarga.


"Ketika senjata berhenti berbunyi, para pekerja kemanusiaan dapat membalikkan keadaan dengan cukup cepat. Namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh dua tahun perang, kekerasan, kesengsaraan, dan terbatasnya akses hanya dalam beberapa bulan," tuturnya.


Terkait persiapan musim dingin, Pires mengatakan bahwa program tersebut sedang berjalan. Ia menyampaikan bahwa UNUCEF telah mendistribusikan 38.000 paket pakaian musim dingin dan 160.000 selimut.


"Namun, barang-barang penting seperti paket bersalin dan hampir satu juta botol susu formula bayi masih ditahan,” katanya.


Pires mengaku bahwa masih kesulitan mendapatkan beberapa pasokan penting, sedangkan perjalanan untuk memulihkan masih sangat panjang. Meski begitu, ia berkomitmen untuk terus menyerukan akses kemanusiaan tanpa hambatan demi mempertahankan kemajuan di Gaza.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang