Jatim HALAQAH FIQIH PERADABAN

Ketua PBNU Tunjukkan Bukti Sejarah Islam adalah Agama Cinta Damai

Senin, 26 Desember 2022 | 09:00 WIB

Ketua PBNU Tunjukkan Bukti Sejarah Islam adalah Agama Cinta Damai

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Ahmad Fahrur Rozi saat menjelaskan materi di Halaqah Nasional Fikih Peradaban di Lumajang. (Foto: NOJ/Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi menjelaskan banyak bukti sejarah yang menunjukkan jika agama Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai cinta damai, bukan agama yang mengajarkan kekerasan dan peperangan.


Hal itu disampaikan saat hadir sebagai narasumber Halaqah Nasional Fikih Peradaban di Pondok Pesantren An Nur El Aly Tempeh Lumajang, Sabtu (24/12/2022). Salah satu sejarah itu selama 13 tahun ketika Rasulullah dan para sahabat tertindas di Makkah.


"Makanya dulu sahabat minta perang ke nabi, tapi nabi melarangnya karena belum di perintah oleh Allah, 13 tahun tidak ada perang meskipun ditindas disana yakni di embargo," katanya.


Menurutnya, keinginan hati para sahabat yang sudah merasa bosan dengan segala bentuk penindasan yang dialami justru tidak membuat Rasulullah memerintahkan mereka untuk membalas penindasan tersebut dengan perang. Karena Rasulullah sebagai pemimpin agama sekaligus pemimpin negara yang dibimbing langsung oleh Allah.


"Kalau bukan karena perintah Allah, mungkin milih perang saja karena sudah ditindas. Tapi nabi tidak seperti itu, nabi kemudian hijrah ke Madinah, kemudian adanya piagam Madinah," terangnya.


Pengasuh Pondok Pesantren An Nur 1 Bululawang Malang ini menjelaskan, perang saat zaman Rasulullah itu bukan inisiatif Rasulullah atau para sahabat, melainkan semua murni petunjuk dan tuntunan Allah melalui Rasulullah SAW.


"Jadi perang itu menunggu izin. Perang itu asalnya tidak boleh, dan tidak langsung boleh. Dalam kitab-kitab klasik  disebutkan sahabat meminta 70 kali untuk perang,  baru diberi izin bukan diperintahkan seperti di surat Al Hajj ayat 39, itu karena umat Islam diperangi dan di dzolimi terlebih dahulu," jelasnya.