Surabaya, NU Online
KH Hasyim Wahid atau Gus Im dikenal banyak orang sebagai sosok yang sederhana dan memiliki sifat berani menyuarakan kebenaran. Dua hal ini tak jauh berbeda dengan kakaknya, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kesederhanaan Gus Im diceritakan putranya, Gus Aziz Hasyim Wahid. Di antara yang tampak dari kesederhanaan Gus Im adalah cara berkomunikasinya yang ringan. Di samping itu tempat tinggalnya yang biasa saja, tidak mewah.
"Bahkan, kalau dilihat dari rumahnya pun sederhana, tidak seperti hotel. Dalam hal ini, Gus Im sama sekali bukan menunjukkan suatu pencitraan,” ungkapnya pada acara Seminar Nasional & Haul Gus Dur dan Gus Im di Aula KH M Hasyim Asy’ari Kantor PWNU Jatim, Kamis malam (11/8/2022).
Iebih jauh ia menjelaskan bahwa kesederhanaan itu juga menjadi salah satu prinsip dan metodologi dalam perjuangan Gus Im.
Disebutkan, Gus Im memfokuskan pergerakan dan perjuangannya dengan tidak bersikap mewah dan aneh-aneh. Salah satu bentuk sikap kesederhanaannya tersebut seperti cara berbicara lebih ringan dan kediamannya pun sederhana.
“Bahkan, kalau dilihat dari rumahnya pun sederhana, tidak seperti hotel. Dalam hal ini, Gus Im sama sekali bukan menunjukkan suatu pencitraan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, sifat keberanian pun mencirikan suatu prinsip yang dimiliki oleh Gus Im. Keberanian dalam hal ini merupakan suatu metodologi yang out of the box, di mana Gus Im memilih jalan pergerakan secara tidak formal yang dibuat oleh jejaringnya.
“Dengan menyesuaikan serta merancang secara khusus sesuai dengan konteks dan situasi. Hal ini karena adanya sifat berani ketika Gus Im menggunakan metodologi out of the box tersebut,” terangnya.
Dirinya menjelaskan tentang sifat lain yang dimiliki oleh Gus Im, yaitu keberaniannya yang bersifat formal. “Yaitu, Gus Im memperjuangan prinsipnya dengan sifat keberanian yang dimilikinya,” ucapnya.
Dengan cerminan tersebut, ia berharap agar sifat-sifat tersebut dapat diteladani dalam setiap perjuangan, tentu sesuai dengan konteks dan situasi kekinian.
“Kita bisa melihat dengan adanya teladan tersebut, maka berjuanglah sesuai dengan konteksnya, sesuai situasi yang terus berlaku, yaitu adanya kesederhaan, keberanian, dan kejujuran,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua