Yuhansyah Nurfauzi
Kolomnis
Infeksi Human Metapneumovirus (HMPV) akhir-akhir ini merebak di China. Fasilitas pelayanan kesehatan di Negeri Tirai Bambu ini menerima lonjakan kasus pada Bulan Desember 2024 hingga Januari 2025. Pasien-pasien yang datang mengalami gangguan pernafasan serius sehingga banyak yang harus dirawat inap.
Infeksi HMPV disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernafasan. Gejalanya seperti flu dengan batuk kering, hidung meler dan tersumbat. Bila gejalanya berkembang bisa menjadi radang paru dan kondisi yang lebih parah bisa menimbulkan gangguan pernafasan serius.
Indonesia tidak pernah mengalami kasus infeksi HMPV. Namun, dengan pemberitaan yang masif bahwa infeksi itu menyebar di China, India, dan Amerika Serikat, maka banyak masyarakat yang merasa khawatir. Selain belum ada obat dan vaksin untuk penyakit itu, trauma terhadap pandemi Covid-19 sebelumnya ,dengan gejala yang mirip, membuat sebagian masyarakat merasa takut.
Meskipun hanya sedikit kemiripan gejala pada infeksi HMPV dengan Covid-19, tetapi apa kesamaan antara Covid-19 dengan infeksi HMPV? Bagaimana gejala pada infeksi HMPV yang mirip dengan flu biasa? Bagaimana pula gejala tersebut bisa diatasi dengan terapi nonfarmakologi islami?
Sebenarnya kasus flu di negara dengan 4 musim memang lazim mengalami lonjakan pada musim dingin. Bulan Desember dan Januari memang menjadi bulan-bulan yang dingin sehingga kasus infeksi saluran pernafasan berkembang dengan cepat. Namun, di negara tropis seperti Indonesia pada bulan-bulan tersebut tidak ada musim dingin melainkan musim penghujan.
Kasus influenza di Indonesia biasanya dianggap oleh masyarakat di daerah tropis sebagai penyakit biasa yang akan sembuh dengan sendirinya (Self limiting disease). Para ahli juga menyebutkan bahwa infeksi HMPV juga termasuk ke dalam jenis self limiting disease. Oleh karena itu, bila infeksi ini terjadi maka yang terutama adalah dengan memperkuat imunitas pasien dan mengobati gejalanya.
Studi kasus di Brazil menunjukkan bahwa ada pasien yang terinfeksi HMPV dan dapat mengalami gejala yang parah. Di Brazil ternyata HMPV juga dapat menimbulkan penyakit pneumonia atau radang paru. Hasil penelitian terhadap seorang pasien HMPV yang dirawat di rumah sakit kota Rio de Janeiro mengungkapkan gejala hidung meler dan tersumbat (Costa-Filho, 2025, The Silent Threat of Human Metapneumovirus: Clinical Challenges and Diagnostic Insights from a Severe Pneumonia Case, Microorganisms, 13(1), 73).
Berdasarkan penelitian tersebut, gejala parah yang mirip Covid-19 pada infeksi HMPV adalah gejala pneumonia atau radang paru. Sedangkan gejala ringan yang mirip seperti flu biasa adalah hidung meler dan tersumbat. Parah atau ringannya gejala tergantung pada kondisi perkembangan penyakit yang menyerang pasien sehingga dapat berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya.
Gejala infeksi saluran pernafasan, termasuk HMPV, yang cukup mengganggu dan mirip seperti gejala flu biasa adalah gejala seperti pilek. Hidung meler maupun tersumbat seringkali mengganggu aktivitas seseorang. Bagi umat Islam yang terbiasa melaksanakan shalat, gejala hidung meler akan sangat mengganggu ketika berada pada posisi sujud.
Uniknya, ulama justru menganjurkan agar seseorang yang mengalami pilek untuk melakukan shalat karena posisi sujud dalam shalat dapat meringankan gejala tersebut. Di dalam kitab At-Thibbun Nabawi, Al-Hafiz Adz-Dzahabi menyebutkan:
وما أنفع السجود لصاحب النزلة والزكام، وما أشد إعانة السجود على فتح سدة المنخرين
Artinya: “(Saya menyimpulkan) betapa sangat bermanfaatnya sujud bagi mereka yang menderita pilek (influenza) dan radang selaput lendir hidung. Memang sujud paling efektif dalam membersihkan saluran hidung ketika saluran hidung tersumbat.” (Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M, halaman 283)
Al-Hafiz Adz-Dzahabi menyoroti pentingnya gejala pilek dan hidung tersumbat untuk diatasi dengan terapi shalat. Posisi sujud dapat membersihkan saluran nafas terutama rongga hidung sehingga aliran udara yang akan menuju paru-paru dapat lebih bersih. Dengan mempraktikkan posisi sujud, pasien-pasien yang mengalami infeksi pada saluran nafas ternyata banyak yang terbantu.
Pernyataan Al-Hafiz Adz-Dzahabi tersebut ternyata relevan dengan penelitian tentang terapi nonfarmakologi berupa perubahan posisi tubuh menyerupai sujud untuk gangguan infeksi pernafasan. Retucci dan timnya menyatakan bahwa mengubah posisi tubuh pasien dengan istilah posisi prone dapat membantu mengatasi gangguan di saluran nafas.
Posisi tersebut merupakan salah satu intervensi nonfarmakologis yang membantu meningkatkan pertukaran gas dan proses pernapasan sehingga berdampak positif pada indikator kardiovaskular dan paru (Retucci dkk, 2020, Prone and Lateral Positioning in Spontaneously Breathing Patients with COVID-19 Pneumonia Undergoing Noninvasive Helmet CPAP Treatment. Chest, 158(6): halaman 2431–2435.
Posisi selain prone adalah posisi prostrate, yaitu merupakan posisi yang sangat mirip dengan gerakan sujud. Penelitian tentang posisi yang menyerupai sujud ini dikuatkan dengan hasil bahwa posisi prostrate sangat baik untuk diterapkan pada pasien Covid-19 dalam rangka menyehatkan pernafasan hingga jantungnya (Abed-Ali dan Athbi, 2022, Benefits of Prostrate Position and Coughing Exercises in the Management of Cardiopulmonary Parameters Alteration among Patients with Covid-19, Pakistan Journal of Medical&Health Sciences, Vol.16, No.03: Halaman 680-685).
Mahrous dan Aboelmagd mengungkapkan bahwa posisi yang menyerupai sujud juga memiliki efek pada peningkatan laju saturasi darah dengan oksigen, penurunan denyut jantung, serta laju pernapasan (Mahrous dan Aboelmagd, 2022, Effect of Knee-Chest, Semisitting,and Right Lateral Position on Preterm Neonates with Respiratory Distress Syndrome, International Egyptian Journal of Nursing Sciences and Research, 2(2): halaman 353-361).
Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa posisi yang menyerupai sujud dalam shalat memang berefek baik untuk kesehatan pernafasan. Penelitian yang diketuai oleh Retucci dan Abed-Ali diterapkan untuk memperbaiki pernafasan orang dewasa. Sedangkan dalam penelitian Mahrous dan Aboelmagd, posisi yang mirip sujud diterapkan untuk pasien bayi yang mengalami kelahiran prematur.
Shalat merupakan karunia dari Allah yang diperintahkan secara langsung kepada Nabi Muhammad saw pada Bulan Rajab. Peristiwa Isra dan Mi’raj menjadi bukti kemukjizatan Nabi dan hasilnya berupa perintah shalat terbukti sangat penting untuk manusia. Posisi sujud dalam shalat sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ternyata juga mempunyai hikmah dari sisi kesehatan sehingga relevan ketika gejala HMPV seperti pilek dan hidung tersumbat terjadi pada pasien.
Berdasarkan uraian ini, selayaknya umat Islam memaknai gerakan shalat dengan penuh penghayatan. Selain sebagai ibadah yang telah ditetapkan ketentuannya, shalat ternyata juga memiliki dampak positif untuk kesehatan. Posisi sujud dengan benar dapat membantu seseorang yang mengalami gejala pilek maupun hidung tersumbat, seperti yang banyak dialami oleh pasien yang terinfeksi HMPV. Wallahu a’lam bish shawab.
Yuhansyah Nurfauzi, Apoteker dan Peneliti Farmasi
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua