Kesehatan

Kismis Makanan Penguat Memori, Peserta Debat Layak Mencicipi

Jumat, 2 Februari 2024 | 14:00 WIB

Kismis Makanan Penguat Memori, Peserta Debat Layak Mencicipi

Ilustrasi Kismis. (Foto: NU Online/Freepik)

Fenomena debat capres dan cawapres di Indonesia menarik perhatian berbagai pihak. Di antara hal yang dicermati oleh peserta debat maupun penonton adalah kemampuan bicara dan mengingat dari para kontestan. Meskipun dibolehkan membawa dan membaca catatan, peserta debat yang berbicara tanpa teks penampilannya akan terlihat lebih mantap.

 

Peserta debat dalam level apapun membutuhkan kemampuan ingatan yang baik. Hal itu diperlukan agar materi yang akan disampaikan maupun ditanyakan oleh lawan bicara dapat diingat dengan baik dan dijawab dengan tepat. Apabila kemampuan mengingat bermasalah, pertanyaan lawan debat tidak akan terjawab dengan baik. Apalagi, waktu yang diberikan pada acara debat biasanya terbatas. Seringkali, jawaban juga memerlukan data berupa angka-angka dan fakta dari temuan yang relevan.

 

Masalahnya seiring waktu dan bertambahnya usia manusia, kemampuan ingatan dapat menurun. Saat ingatan kuat diperlukan seperti waktu debat, maka diperlukan upaya ekstra untuk membangkitkannya. Ada yang menggunakan catatan kecil, tetapi ada pula yang tidak memerlukan catatan pengingat. Kategori yang terakhir ini merupakan orang yang mampu mengingat di luar kepala.

 

Adakah makanan istimewa yang dapat menguatkan ingatan? Bagaimana penjelasan ulama tentang pentingnya makanan untuk menguatkan memori? 

 

Salah satu penyebutan nutrisi yang dapat menguatkan ingatan ada di dalam kitab Ta’lim Muta’allim karya Syekh Az-Zarnuji.

 

وأكل إحدى وعشرين زبيبة حمراء كل يوم على الريق يورث الحفظ ويشفى من كثير من الأمراض والأسقام

 

Artinya: “Makan 21 butir kismis anggur merah setiap pagi sebelum makan apa-apa, juga dapat menguatkan hafalan dan dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit.” (Az-Zarnuji, Ta’limul Muta’allim, [Semarang, Karya Thoha Putra: t.t] halaman 41-42)

 

Kata-kata zabibah pada kutipan di atas berarti kismis atau buah anggur kering. Secara spesifik, kismis yang disebutkan pada kitab tersebut berwarna merah. Namun, sebetulnya warna kismis bermacam-macam, ada yang merah, kuning, coklat, hingga hitam tergantung jenis anggurnya.

 

Anggur kering yang paling baik adalah yang berukuran besar dengan banyak mengandung daging dan biji-biji yang kecil. Anggur kering bersifat panas dan basah. Ia bisa menghangatkan, membuat dahaga, dan menggemukkan tubuh yang dingin. Biji-bijinya mengganggu perut, tetapi bermanfaat jika digiling dan ditambahkan pada tepung yang dibuat dari biji-biji delima pahit. 

 

Di dalam kitab at-Thibbun Nabawi, Al-Hafiz Adz-Dzahabi menyebutkan keistimewaan kismis untuk menguatkan hafalan dengan menyampaikan riwayat dari beberapa sahabat dan para ulama:

 

Diriwayatkan bahwa suatu ketika Tamim ad-Dari memberikan anggur kering kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah anggur kering itu ada di tangan Beliau, Nabi bersabda kepada para sahabatnya untuk menikmatinya.

 

Anggur kering mengusir kelelahan, menenangkan amarah, menajamkan syaraf, membantu membuat hubungan suami-istri menjadi menyenangkan, mengusir lendir, dan menjernihkan raut muka. Sayyidina Ali berkata:

 

Barangsiapa memakan 21 butir anggur kering setiap hari, maka dia tidak akan pernah merasakan sesuatu yang menggoncangkan tubuhnya.”

 

Kedua riwayat tersebut dijelaskan oleh Abu Nu’aim. Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas pernah berkata:

 

Makanlah Anggur kering, tetapi buanglah bijinya sebab dalam bijinya terdapat penyakit dan dalam dagingnya ada obat.”

 

Sahabat Ibnu Abbas juga pernah menceritakan bahwa Nabi biasa menyuruh orang merendam anggur kering dengan air untuk beliau. Beliau lalu meminum air itu pada hari yang sama maupun keesokan harinya. Setelah meminumnya, Nabi akan menyuruh sahabatnya untuk meminum sisanya atau membuangnya.

 

Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa suatu ketika seorang pelayan merasa haus, Nabi melarang mencampurkan kurma dan anggur ke dalam air yang sama untuk direndam. Az-Zuhri berkata:

 

Aku suka menghafal hadits dan karenanya aku memakan anggur kering.”

 

Az-Zuhri memang biasa memakan anggur kering dan menolak makan apel yang masam.

 

Sesungguhnya memakan anggur kering dapat membereskan masalah kesehatan lebih baik daripada makan kurma. Barangsiapa memakan anggur kering, kacang pistachio, dan kemenyan arab setiap hari dengan perut kosong, maka benar-benar akan mendapatkan otak yang kuat. (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyail Ulum: 1990], halaman 124-125)

 

Para peserta debat pasti mempelajari materi yang akan didebatkan. Oleh karena itu, kemampuan belajar dan menyimpan memori hasil belajarnya menjadi sesuatu yang penting. Ada satu jenis memori yang dikenal sebagai memori jangka pendek. Uniknya, hasil penelitian para ilmuwan menunjukkan bahwa kismis sangat bermanfaat untuk menguatkan memori jangka pendek.

 

Penelitian Xing dan timnya menyebutkan bahwa kismis mengandung antioksidan yang tinggi sehingga mampu meningkatkan memori jangka pendek. Memori jangka pendek ini sangat berguna untuk mengingat data-data yang akan diungkapkan selama debat. Apabila peserta debat memerlukan dukungan berupa data angka maupun fakta-fakta di lapangan, maka memori jangka pendek yang menyimpan ingatan ketika belajar akan bekerja.

 

Lebih lanjut, penelitian itu juga merinci bahwa konsumsi kismis dengan dosis 50 gram per hari selama 3 hari berturut-turut dapat meningkatkan performa hafalan dan kecerdasan. Kemampuan mengingat yang spesifik dapat ditingkatkan adalah ingatan visual dan yang terkait dengan angka-angka (Xing dkk, 2019, The Effect of Raisins on Short-term Memory, a Pilot Randomized Controlled Trial, American Journal of Food Science and Health, Vol.5, Nomor 4: halaman 180-189).

 

Dengan manfaat tersebut, kismis layak dijadikan nutrisi penguat otak untuk siapapun yang memerlukannya. Tidak hanya peserta debat, para pelajar, santri, dan mahasiswa juga perlu mencicipi manfaatnya. Wallahu a’lam

 

Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti farmasi.