Ketua Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah aat menyampaikan sambutan dalam Konbes Fatayat NU yang digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, pada Jumat (13/12/2024),
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Fatayat NU enggelar Konferensi Besar (Konbes) di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, pada Jumat (13/12/2024). Konbes ini bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah strategis guna menjadikan organisasi ini semakin kuat dan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan kemajuan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah menegaskan pentingnya penguatan kaderisasi dalam organisasi, yang dianggap sebagai ruh dan jantung gerakan Fatayat NU.
"Fatayat NU berkomitmen untuk menggelar kegiatan kaderisasi yang lebih masif, dengan target 1.000 fasilitator kaderisasi yang akan tersebar di seluruh Pimpinan Wilayah (PW) se-Indonesia," kata Margaret dalam sambutannya.
Selain itu, mengingat pesatnya perkembangan teknologi digital, Fatayat NU juga menyadari pentingnya pemanfaatan teknologi dalam mengelola organisasi. Sebagai langkah awal, PP Fatayat NU telah meluncurkan buku Perempuan dan Literasi Digital serta aplikasi database yang akan membantu mempercepat dan memodernisasi manajemen organisasi.
Salah satu isu penting yang juga dibahas dalam Konbes ini adalah pendampingan bagi perempuan dan anak korban kekerasan. Fatayat NU berencana untuk memperkuat Lembaga Konsultasi dan Perlindungan Perempuan dan Anak (LKP3A).
"Lembaga ini berperan penting dalam memberikan bantuan hukum dan psikologis bagi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan," ujarnya.
Dalam hal pemberdayaan ekonomi perempuan, Konbes ini juga membahas penguatan koperasi Fatayat NU. Koperasi ini yang akan dikembangkan dari Puskop menuju Inkop, diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan, khususnya bagi perempuan kepala keluarga yang membutuhkan dukungan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Di sisi dakwah, Fatayat NU berkomitmen untuk memperkuat penyebaran pengetahuan tentang Islam yang ramah terhadap perempuan dan anak. Melalui daiyah Fatayat NU serta lembaga Ikatan Hafidzah Fatayat NU dan LBM.
"Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesan dakwah yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan zaman dan inklusif," tuturnya.
Baca Juga
Ini Rekomendasi Konbes Fatayat NU
Fatayat NU juga akan memperkuat lembaga Garfa (Garda Fatayat NU), yang merupakan garda depan dalam program kesiapsiagaan dan kemanusiaan. Garfa diharapkan dapat melatih kader-kader Fatayat NU untuk menjadi pelopor dalam tanggap darurat dan membantu masyarakat dalam menghadapi bencana serta tantangan kemanusiaan lainnya.
Pencapaian Fatayat NU
Dalam kesempatan itu, Margaret memaparkan pencapaian perjalanan separuh masa khidmah 2,5 tahun kepengurusan yang telah dilewati dengan berlandaskan visi bersama yakni Menguat Bersama, Maju Bersama untuk Perempuan Indonesia dan Perdamaian Dunia.
"Sebuah visi yang menyemangati harapan dan cita-cita kami untuk membawa Fatayat NU di Jawa atau luar Jawa tumbuh kuat dan maju, serta turut berkontribusi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Ini juga melawan asumsi bahwa NU dan Fatayat NU hanya bisa maju dan kuat di wilayah Jawa saja," kata Margaret.
Selama masa kepengurusan, ada tiga pilar yang menjadi prioritas Fatayat NU dalam pencapaian visi tersebut mulai dari penguatan peningkatan kapasitas struktur organisasi. Penguatan peningkatan kapasitas kader organisasi, dan penguatan peningkatan Fatayat NU sebagai organisasi perempuan dan keagamaan yang mengupayakan peningkatan pelayanan.
Secara eksternal, lanjut Margaret, Fatayat berupaya merespon cepat terhadap isu strategis terkait perempuan dan anak dengan beberapa mitra strategis baik pemerintah maupun NGO, antara lain pernikahan anak, kekerasan terhadap perempuan, pencegahan terhadap gerakan radikal terorisme yang mengarah pada ekstrimisme, dan penguatan UMKM untuk perempuan kepala keluarga.
Margaret menyampaikan pencapaian Fatayat Nu mulai dari perluasan struktur dengan pembentukan kepengurusan di luar negeri dari 7 negara menjadi 18 negara. Pembentukan di provinsi pemekaran di Papua sehingga hari ini total pengurus wilayah (PW) total 37 dari awalnya 34.
"Kami sadar betul bahwa penguatan struktur organisasi tentu tidak hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas," ucapnya.
Atas pencapaian itu, Margaret berharap pengurus fatayat NU dibeberapa wilayah mulai bergerak menuju organisasi digdaya dengan penguatan kualitas kader organisasi, pemanfaatan teknologi digital dalam gerak langkah organisasi serta penguatan layanan organisasi terkait dengan pemberdayan perempuan dan perlindungan anak.
"Melalui kegiatan konbes yang diikuti oleh seluruh perwakilan dari 37 pengurus wilayah, kami akan melakukan FGD (diskusi) dan pembahasan berkaitan dengan penguatan-penguatan menuju organisasi Fatayat NU digdaya," imbuh Dia.
Kegiatan yang digelar selama tiga hari, Jumat-Ahad (13-15/12/2024) mengangkat tema Organisasi Digdaya: Perempuan Berdaya dan Berkarya ini diikuti oleh 37 perwakilan wilayah Fatayat NU.
Forum permusyawaratan tertinggi kedua itu juga dihadiri Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Wakil Ketua PBNU Amin Said Husni, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, Bendahara Umum PBNU Gudfan Arif. Kapolri Jenderal Listyo SIgit Prabowo dan Panglima TNI Agus Subiyakto.
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua