Sistem Kaderisasi Baru NU Akan Integrasikan Instruktur PKPNU dan MKNU
Rabu, 18 Mei 2022 | 07:30 WIB
PBNU terlebih dulu melakukan penyamaan persepsi bagi para instruktur PKPNU dan MKNU. (Foto: NU Online)
Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Menjelang gelaran Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) yang akan berlangsung di Hotel Yuan Garden, Jakarta Pusat, pada akhir pekan ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Rapat Koordinasi Instruktur Kaderisasi Tingkat Nasional selama dua hari, Selasa-Rabu (17-18/5/2022).
Rapat tersebut merupakan langkah pertama sebelum PBNU meluncurkan sistem kaderisasi baru, setelah diberlakukan moratorium (pemberhentian sementara) terhadap pengaderan sebelumnya yakni Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) dan Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU).
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU Ulil Abshar Abdalla menuturkan bahwa Perkumpulan NU akan memulai pengaderan serentak secara nasional. Sistem kaderisasi ini nanti akan diputuskan di dalam Konbes NU 2022, pada Jumat-Ahad (20-22/5/2022) mendatang.
Sebelum diputuskan di Konbes NU, PBNU terlebih dulu melakukan penyamaan persepsi bagi para instruktur. Gus Ulil menyebut, para instruktur adalah mereka yang sebelumnya terlibat di dalam PKPNU dan MKNU.
“Karena PBNU periode sekarang ingin mengintegrasikan sistem kaderisasi supaya tidak ada polarisasi atau dualisme pengkaderan antara PKPNU dan MKNU maka kita juga harus melakukan integrasi instruktur. Pesertanya sekitar 60 orang,” ungkap Gus Ulil saat ditemui NU Online, di sela-sela Rapat Koordinasi Instruktur Kaderisasi Tingkat Nasional, di Hotel Yuan Garden, Jakarta Pusat, pada Selasa (17/5/2022) kemarin.
Para peserta rapat itu terdiri dari instruktur nasional PKPNU dan MKNU, serta beberapa instruktur dari unsur badan otonom, terutama dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU).
Di dalam rapat koordinasi instruktur tersebut hadir pula dua tokoh penting di dalam sejarah lahirnya sistem pengaderan di tubuh NU yakni KH Masyhuri Malik sebagai salah satu penggagas awal PKPNU dan H Endin AJ Soefihara yang merupakan tokoh penting dalam MKNU.
“Kita undang dua tokoh itu sebagai bentuk secara simbolik. Kita ingin memberikan gestur atau bahasa tubuh untuk memberikan pesan bahwa PBNU sekarang ini tidak memotong sama sekali hubungan dengan masa lampau,” ungkap Gus Ulil.
“Kita masih mengakui relevansi dari sistem pengaderan di masa lalu, kita masih meneruskan. Bahkan materi dan kurikulum yang kita susun baru ini, sebagian besar masih melanjutkan kurikulum yang ada sebelumnya (MKNU-PKPNU), sehingga tidak ada keterputusan,” imbuh menantu Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri itu.
Meski masih akan melanjutkan kurikulum kaderisasi dari MKNU dan PKPNU, tetapi tetap akan disesuaikan dengan visi Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Visi Ketua Umum PBNU itu, menurut Gus Ulil sangat penting untuk ditanamkan kepada para kader NU.
“Menyangkut materi, kurikulum, dan silabus, kita akan melakukan diskusi besok (hari ini). Materinya sebagian besar masih melanjutkan materi lama tetapi kita tambahkan materi-materi baru, terutama yang terkait dengan visi yang dipunyai ketum yang sekarang. Jadi, ada kelanjutan dari yang lalu tetapi juga ada sesuatu yang baru,” tandas dia.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua