Nasional HAUL GUS DUR

6 Pesantren Lokasi Muktamar dan Munas NU Ikut Tahlilan Haul Gus Dur Malam Ini

Sabtu, 17 Desember 2022 | 18:47 WIB

6 Pesantren Lokasi Muktamar dan Munas NU Ikut Tahlilan Haul Gus Dur Malam Ini

Pondok Pesantren Qomarul Huda, Bagu, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, satu dari 6 pesantren akan mengikuit tahlil dalam rangka Haul Ke-13 KH Abdurrahman Wahid Sabtu (17/12/2022) malam. (Foto: mtsqamarulhuda.sch.id)

Jakarta, NU Online
Haul Ke-13 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang digelar malam ini, Sabtu (17/12/2022) mulai 19.30 WIB selain diikuti jamaah dan undangan yang hadir di Ciganjur Jakarta Selatan, juga akan diikuti dari 6 pesantren di 5 provinsi. Keenam pesantren itu adalah tempat digelarnya Muktamar NU dan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama, saat Gus Dur menjabat sebagai Ketua Umum PBNU dalam kisaran waktu 1984 hingga 1999. 


Ketua Panitia Haul Ke-13 Gus Dur, Alissa Qatrunnada Wahid, menyebutkan ditunjuknya keenam pesantren tersebut adalah bagian dari upaya menghadirkan kembali spirit ke-NU-an Gus Dur, sebagai model dan teladan bagi generasi saat ini.


"Haul kali ini kami memang mengangkat tema Gus Dur dan Pembaharuan NU, karena banyak hal yang bisa dipelajari dari keteladanan dan inisiatif almarhum selama 15 tahun memimpin NU, saat kita semua sedang menyambut peringatan 1 Abad NU," ungkap Alissa.


Dalam rundown yang diterima NU Online, Sabtu (17/12/2022) pukul 20.30 WIB akan ada sesi pembacaan Tahlil yang akan dipimpin Katib Syuriyah PBNU, KH Said Asrori, dan diikuti jamaah santri dari 6 pesantren. Sebenarnya, ada satu lagi lokasi pesantren yang menjadi lokasi Munas Alim Ulama NU, yakni Pondok Pesantren Ihya Ulumuddin Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah. Munas di Pesantren ini digelar pada 23-26 Rabiul Awal 1408 H /15-18 November 1987 M. 


Mana saja, keenam pesantren yang akan ikut tahlilan Haul ke-13 Gus Dur malam ini? Apa kaitannya dengan Gus Dur dan Pembaharuan NU? Berikut daftarnya:


1. Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah Sukorejo Situbondo, tempat Muktamar ke-27 Nahdlatul Ulama, tahun 1984 dan Lokasi Munas Alim Ulama tahun 1983. Di pesantren ini lahir keputusan NU kembali ke khittah 1926 dan penetapan Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di muktamar ini pula Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum PBNU. Dari sinilah Gus Dur mulai melakukan pembabuan NU secara struktural

2. Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, tempat Muktamar Ke-28 Nahdlatul Ulama, tahun 1989. Di Muktamar Krapyak ini mulai terasa nafas pembaharuan yang digerakkan Gus Dur Muncul perdebatan yang dinamis sebagai respons atas beberapa gagasan dan tindakan Gus Dur yang kritis. Di antaranya mengganti ucapan 'Assalamualaikum' dengan 'Selamat pagi, siang', dan lain-lain


3. Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya Jawa Barat, lokasi Muktamar ke-29 Nahdlatul Ulama, tahun 1994. Ini adalah miktamar yang monumental dan fenomenal. Hasil sepuluh tahun Gus Dur memimpin pembaharuan NU diuji di sini.  Di muktamar ini terjadi pertarungan kekuatan civil society berhadapan dengan kekuatan hegemonik negara. Kemenangan Gus Dur dalam muktamar tersebut merupakan simnol kemenangan civil society sekaligus cermin kebrhasilan GD melalukan pembanaruan di NU

4. Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, lokasi Muktamar ke-30 Nahdlatul Ulama, tahun 2000. Muktamar di PP Lirboyo paling dilakukan saat GD menjadi presiden. Artinya muktamar ini diselenggarakan NU berada di pusat kekuasaan.


5. Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung Timur, lokasi Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU, tahun 1992. Munas di lampung ini merupakan bagian pnering dari konsolidasi pembaharuan NU yan dilalukan GD. Isu demokrasi, HAM dan kekuatan masyarakat sipil dibahas dalam Munas Lampung yang diselenggarakan di pesantren ini. Di Munas ini ditetapkan Pancasila dan NKRI sebagai ideologi dan bentuk negara yang final 

6. Pondok Pesantren Qomarul Huda, Bagu, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, lokasi Munas/Konbes NU, tahun 1997. Pembaruan NU yang dilakukan Gus Dur semakin terlihat jejaknya dalam munas di NTB ini. Isu kontemporer yang berkembang saat itu dibahas secara mendalam termasuk isu demokrasi, HAM dan kesetaraan gender. Salah satu keputusan Munas NU di NTB adalah pengakuan atas kesetaraan hak lelaki dan perempuan.


Editor: Kendi Setiawan