Nasional HARI BUKU 23 APRIL

Abdul Mun'im: Empat Tokoh Penulis NU

Rabu, 25 April 2012 | 02:14 WIB

Jakarta, NU Online
Sejak tahun 1980-an, tak ada ormas atau partai politik yang dikaji dan ditulis begitu serius dan luas seperti NU, kata Wakil Sekjen PBNU H Abdul Mun’im DZ.<>

“Kajian itu luar biasa, sejak tahun 80. Jumlahnya ratusan, bahkan ribuan. Baik yang ditulis orang NU, orang luar NU dan penulis luar negeri,” ujar di kantor redaksi NU Online, Jakarta, Selasa (24/4). 

Akan tetapi, memahami NU dari buku, setidaknya, bisa dikaji dari karya empat orang, yaitu karya-karya KH Wachid Hasyim, KH Saifuddin Zuhri, KH Abdurahman Wahid, dan H. Mahbub Djunaidi. 

“Karakter dasar NU, tercermin dalam tulisan orang-orang itu. NU dipahami dari AD/ART, susah kan? Karena itu, kita bisa ketahui dari sikap dan prilaku tokoh-tokoh itu,” ungkapnya. 

Penulis buku Piagam Kebangsaan ini memaparkan karakter tulisan empat tokoh tersebut memang berbeda-beda.

“Kiai Saifuddin lebih detail ke ceritanya. Memang seperti  jurnalis investigatif. Kalau Mahbub, dimensi kritisnya, tajam dan berani. Kalau Gus Dur, tajam analisa dan pemetaan masalah. Sementara Kiai Wachid jernih memetakan masalah dan memberikan perspektif ke depan,” katanya. 

Meski demikian, bukan tidak penting membaca buku-buku tentang NU yang ditulis orang luar, “Tapi tidak pas. Kadang membantu, kadang tidak. Dan kadang-kadang malah mengganggu karena tidak tahu karakter NU tadi. Mereka sering bias melihat NU,” tegasnya.

Abdul Mun’im menambahkan, misalnya para penulis dari luar sering  menulis dan memandang politik NU salah. Padahal politik NU selama ini, terbukti dalam sejarah paling relevan dan tepat. 

“Buktinya NU selalu besar, utuh dan tetap berpengaruh sampai saat ini. Kalau NU melakukan kesalahan politik, ya sudah hancur sejak awal. Misalnya ketika NU memutuskaan asas Pancasila, itu dicaci banyak orang, di tahun 83. Tapi itu terbukti pilihan tepat,” pungkasnya.  



Redaktur : A. Khoirul Anam
Penulis     : Abdullah Alawi