Abdul Mun‘im: Pidato Kebudayaan Hidupkan Kerohanian
Senin, 2 April 2012 | 00:38 WIB
Jakarta, NU Online
“Pidato kebudayaan semacam ini menjadi penting di tengah kesibukan politik dan sepinya gerakan kebudayaan. Pidato kebudayaan diadakan tanpa nafsu. Artinya pidato kebudayaan menjadi sebentuk gerakan kerohanian,” ungkap Abdul Mun‘im DZ, aktivis kebudayaan NU dalam sambutan acara Pidato Kebudayaan D Zawawi Imron di Aula PBNU lt.8, Rabu, (28/3).
Lebih dari 300 orang memenuhi aula PBNU. Mereka datang dari pelbagai daerah dan beragam latar belakang, termasuk jajaran pengurus PBNU. Mereka dengan antusias mengikuti rangkaian acara Pidato Kebudayaan yang dibawakan oleh Alex Komang, senias film Indonesia. Mereka sebagai masyarakat tampak menunggu gerakan kebudayaan semacam ini.<>
Pidato kebudayaan adalah semacam oasis atau pencerahan pikiran manusia. Refleksi atas perilaku manusia adalah ciri utama dari pencerahan. Pidato kebudayaan menjadi semacam forum yang menyajikan tawaran-tawaran kreatif atas kemacetan-kemacetan kebudayaan.
Budaya populer yang merebak kini menawarkan penyeragaman. Penyeragaman pasar inilah yang mendangkalkan kerohanian manusia. Keunikan manusia yang khas sebagai fitrah, terkikis hampir habis karenanya.
Untuk itu, gerakan budaya semacam ini akan melahirkan gerakan simpul-simpul kebudayaan lainnya. Diskusi-diskusi kebudayaan akan melanjuti gerakan pelatuk kebudayaan dalam forum pidato. Keruan saja, perbaikan bangsa dan martabat manusia akan lahir dari rahim kebudayaan.
Pidato kebudayaan ini menjadi awal yang baik. Forum ini menghadirkan pelbagai elemen kebudayaan baik di dalam maupun di luar lingkungan NU, tandasnya.
Hanya 3 buah lampu, merah, hijau, dan putih menyorot ke podium. Selebihnya, ruang aula yang setiap jengkalnya diisi para hadirin, dibiarkan dalam keadaan gelap. Efek pencahayaan ini menambah nuansa intensitas dan sakralitas acara yang tak kurang disela guyon sana, sini.
Redaktur : Mukafi Niam
Penulis : Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
2
Hukum Quranic Song: Menggabungkan Musik dengan Ayat Al-Quran
3
Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta Jadi Momen Refleksi Kebijaksanaan dan Warisan Pemikiran untuk Bangsa
4
Surat Al-‘Ashr: Jalan Menuju Kesuksesan Dunia dan Akhirat
5
Mariam Ait Ahmed: Ulama Perempuan Pionir Dialog Antarbudaya
6
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 229: Ketentuan Hukum Talak Raj’i dan Khulu’
Terkini
Lihat Semua